Hukum Dan Dalil Maulid Nabi SAW, Apakah Maulid Bid’ah Sesat?

Tulisan ini saya buat karena seringkali saya melihat diskusi atau juga terlibat diskusi baik di internet pula di dunia nyata tentang isu tahunan namun tidak pernah usang yakni Apakah Maulid Bid’ah. Mereka yang kontra dengan Maulid, dan yang pernah saya temui untuk berdiskusi umumnya dari kalangan PKS dan juga mereka yang biasa disebut dengan golongan Salafi Wahabi.

Jadi saya berinisiatif untuk mempostingnya disini, siapapun yang mungkin membutuhkan. Ambil yang baik, buang yang jelek. Koreksi jika saya salah. Yang benar dari Allah SWT, yang keliru itu dari kekhilafan saya. Allahu a’llam Bissawab.

Apakah Maulid Bid’ah dalam beragama?

Bukan! Kenapa? Karena Maulid bukan aktivitas beragama dan ibadah, tidak pernah disyareatkan oleh mereka yang merayakannya. Namun Maulid merupakan peringatan dan perayaan kelahiran nabi SAW. Apakah pantas sesuatu yang bukan bagian dari ibadah, di hukumi dengan dalil agama?

Bid’ah dalam beribadah, sudah jelas contohnya menambah rakaat shalat dari yang sudah ditetapkan secara syar’i, misalnya shalat Maghrib ditambah jadi 4 rakaat dengan alasan makin banyak makin baik. Dan menyembelih kurban sebelum shalat Ied Adha dstnya. Sedangkan Maulid, bukanlah ibadah. Sekali lagi saya jelaskan bawah Maulid adalah peringatan atas kelahiran orang yang Allah beri titel sebagai Rahmat bagi sekalian alam.

Nabi SAW, sendiri memperingati hari lahirnya dengan berpuasa. Dan generasi pengikutnya hingga kini peringati dengan merayakan Maulid.

Dan memang posting ini teramat panjang, jika anda benar-benar ke posting ini guna mencari jawaban mengenai hukum dan dalil peringatan Maulid maka bacalah artikel ini hingga tuntas.

Dan membaca dan mencoba mengerti tulisan harus menjadi kebiasaan kita agar mendapat pemahaman.

Silahkan dibaca hingga tuntas saudara-saudari dalam iman Islam.

Maulid sebagai metode dakwah.

Orang yang merayakan Maulid menggunakannya sebagai media untuk dakwah. Dan dalam urusan cara berdakwah tidak ada batasan. Melalui inisiatif dan ide si pelaku dakwah. Dan mereka melakukannya dengan peringatan Maulid Nabi Muhamamd SAW, dimana pada acara peringatan ini di isi dengan semua aktivitas bersifat sunnah, yakni memberi Tausiyah, berkumpulnya umat Muslim, pembacaan Al Quran, memberi makan orang banyak dan sebagainya.

Seperti halnya para Waliy menggunakan ilustrasikan rukum Islam sebagai pendawa lima tokoh wayang. Yakinlah jika yang menyebarkan Islam di nusantara bukanlah orang-orang Ahli Sunnah Wal Jamaah, melainkan kaum Salafi Wahabi bisa-bisa Islam bukannya tersebar malah perang dimana-mana.

Seperti halnya bid’ah para Salafi Wahabi yang berdakwah dengan cara membagi 3 Tauhid, meskipun tidak rujukannya, namun pihak Salafi Wahabi percaya bahwa itu sebuah metode dakwah guna mengajari umat akan Tauhid. Sekali lagi jika ditanya mana rujukan dari Nabi SAW mengenai pembagian Tauhid menjadi 3 mereka tidak akan dapat menjawab.

Renungan, kenapa umat Islam dewasa ini peringati Maulid Nabi SAW?

Ulama masa kini manfaatkan momen Maulid, untuk menyegarkan kembali memori kita terhadap manusia yang amat suci disisi RobNya yakni Nabi Muhammad SAW, para ulama memberitakan kembali pribadi, perjuangan dan ahlak beliau kepada umat Islam agar tumbuh kekaguman disanubari berharap mencontoh pribadi seagungnya manusia bukan mencontoh tokoh-tokoh kafir. Jika melihat pada poin ini, tentu peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan hal yang amat baik. Insya Allah mendapat ridho-Nya. Terlebih lagi tiada larangan memperingati kelahiran beliau dengan maksud yang ma’ruf yakni agar umat lebih mengenalnya.

Perlu diketahui bahwa dalam Islam kita disuruh untuk melaksanakan semampunya yang diperintahkan, dan menjauhi yang dilarangnya. BUKAN MENJAUHI YANG TIDAK DIKERJAKAN / DILARANG. Seperti dalam hadis berikut ini;

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,’Apa saja yang aku larang terhadap kalian, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya apa yang membinasakan umat sebelum kalian hanyalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi Nabi-nabi mereka’.” [Diriwayatkan oleh al-Bukhâri dan Muslim].

Jika semua aktivitas yang tidak dikerjakan atau tidak ada larangannya maka menjadi bid’ah dholallah (sesat) niscaya akan banyak kesesatan yang dilakukan umat ini. Contohnya adalah sebagai berikut;

Poin 1. Penyatuan Mushaf menjadi Mushaf Usmani sebagai inisiatif khalifah Usman ibn Affan RA karena saat itu terjadi 7 dialek berbeda, alhasil beliau (RA) putuskan untuk menetapkan dialek Quraisy sebagai satu-satunya.

Pertanyaan untuk poin 1. Apakah nabi tidak tahu jika kelak akan terjadi perselisihan karena masalah perbedaan logak / dialek sepeninggalnya, sehingga Usman bin Affan RA berinisiatif membakar logat yang lahir dan meninggalkan logat Quraisy saja?

Poin 2. Penambahan Harakah / tanda baca, tercetus saat dinasti Umayah karena kekhawatiran terjadinya perubahan arti atau pengertian. Oleh karenanya berinisiatif untuk mencantumkan tanda bantu baca yang dituliskan dengan tinta yang berbeda warnanya dengan tulisan Al Qur’an.

Pertanyaan untuk poin 2. Pernahkah Nabi memerintahkan untuk menambahkan harakah / sakl / tanda baca pada ayat-ayat Quran? Jika tiada, apakah nabi dan para sahabat bodoh (meminjam istilah salah satu komentator artikel ini)?

Poin 3. Konsep Uluhiyah, Rububiyah, Asma Wa Sifat yang di gunakan Salafi Wahabi berdalih untuk permudah ajari umat mengenai Tauhid.

Pertanyaan untuk pon 3. Namun jika kita mau kritis seperti mereka, pernahkah Nabi dan Sahabatnya membelah Tauhid jadi 3 ini demi permudah ajari umat? Jika pernah ada, silahkan tuliskan hadisnya. Jika tidak ada hadisnya maka amat tepat jika pembagian Tauhid ini sebagai bid’ah ala Salafi Wahabi.

Aktivitas dalam peringatan Maulid

Dan peringatan Maulid dengan tujuan yang baik, kemudian di isi dengan segala perkara aktivitas sunnah maka bukan hal yang dilarang. Baca yang dibawah ini untuk ketahui aktivitas dalam peringatan Maulid.

Untuk memahami lebih lanjut dari Maulid, maka dengan memaparkan deretan aktivitas didalamnya.

1. Membaca sejarah, pujian tentang Nabi yang tersusun dengan apik dalam kitab Simtudurorr yang disusun oleh Alhabib Ali Alhabsyi atau bacaan lainnya.
2. Membaca doa.
3. Adanya tausyiah.
4. Memberi makan orang banyak.
5. Dan berkumpulnya banyak kaum Muslim dalam satu tempat.

Apakah aktivitas-aktivitas diatas dilarang dalam Islam? Tentu tidak. Dari ke 5 aktivitas diatas, yang paling sering di jadikan isu panas hanya poin satu yakni Membaca Pujian kepada Nabi SAW, dan disini saya hanya membahas point itu. Sedangkan untuk point 2 hingga 5 tidak ada yang perlu dimasalahkan.

1. Membaca dan mendengarkan pujian kepada Nabi SAW. Apakah memuji Nabi SAW dilarang dalam Islam? Sama sekali tidak. Namun sering kali mereka yang kontra dengan urusan ini membawa hadis yang berbunyi kira-kira begini: Janganlah kalian memujiku berlebihan seperti nasrani memuji Isa bin Maryam.

Berpegang dengan hadis itu mereka menyatakan pujian2 kepada Nabi tidak dibenarkan. Benarkah? Hadis tersebut bukanlah LARANGAN dari Nabi SAW bagi siapapun yang ingin memujinya. Namun memberi batasan, dan batasan itu sudah tertulis jelas di matan hadis tersebut yakni “seperti kaum Nashrani yang berlebihan dalam memuji putra Maryam.”

Tentu kita faham maksud Nabi SAW dalam batasan itu, bahwa jangan seperti umat Nasrani yang menuhankan Isa. Dan bukan melarang siapapun memuja Nabi SAW.

Perlu anda ketahui bahwa, bukan saja kita sebagai mahluk yang memuji nabi SAW, Allah SWT sendiri memujinya dengan memberi label “Agung” kepada Nabi SAW.

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.[QS Al Qalam 68:4]“

Kata-kata “agung” dari Allah yang Maha Agung, memiliki makna yang besar dan tak bisa dijangkau batasnya dengan pikiran kita. Artinya kita bebas untuk menisbatkan sifat-sifat kesempurnaan makhluk bagi beliau Saw tanpa batas (kecuali menjadikan beliau (SAW) sebagai tuhan) karena setinggi apapun pujian kita, tak akan mampu menandingi pujian Allah kepada Rasulullah Saw.

Bahkan di surat lain Allah SWT melabelkan kepada Nabi SAW sifat-sifat-Nya yakni Rauuf dan Rahiim (pengasih dan penyayang). Hal ini dapat di temui pada surat SURAT At Taubah (9): 128. Yang berbunyi:

“Laqad jaa-akum rasuulun min anfusikum ‘aziizun ‘alayhi maa ‘anittum hariishun ‘alaykum bialmu/miniina rauufun rahiimun.”

Artinya:

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.”

Lihat bagaimana Allah Swt menyematkan dua asma-Nya untuk Rasulullah Saw yaitu Rauuf dan Rahiim (pengasih dan penyayang). Bukan berarti sifat kasih dan sayang Nabi Saw itu sama dengan sifat kasih dan sayang Allah Swt. Namun sifat kasih dan sayang dalam batas kemanusiawiaan tidak sampai batas ketuhanan.

Para sahabat dan ulama salaf, memahami hal ini dengan baik sehingga tidak sedikit para sahabat yang memuji-muji Nabi Saw dengan pujian indah dan tinggi. Di antaranya adalah pujian yang disampaikan sahabat Hassan bin Tsabit’

واحسن منك لم تر ثط عيني # واجمل منك لم تلد النساء
خلقت مبرأ من كل عيب # كأنك قد خلقت كما تشاء
Yang lebih baik darimu, belum pernah mataku memandangnya
Yang lebih indah darimu, belum pernah pernah dilahirkan oleh para wanita
Engkau diciptakan terbebas dari segala kekurangan
Seolah engkau tercipta dengan sekehendakmu sendiri

Sahabat Sariyah pun pernah memuji Rasul Saw :

فما حملت من ناقة فوق ظهرها … أبر وأوفى ذمة من محمد
“ Tidak ada seeokor unta pun yang membawa seseorang di atas punggungnya, yang lebih baik dan menepati janjinya daripada Muhammad “

Dan juga pujian Abbas bin Abdul Muthalib RA:

“…dan engkau saat hari kelahiranmu maka terbitlah cahaya dibumi hingga terang benderang,
dan langit bercahaya dengan cahayamu,
dan kami kini dalam naungan cahaya itu
dan dalam tuntunan kemuliaan (Al Qur’an) kami terus mendalaminya”

Dan masih banyak lagi pujian para sahabat kepada Nabi Saw sehingga membuat Nabi senang dan terkadang Nabi pun memberikan hadiah pada yang memujinya. Ini semua membuktikan mengenai bolehnya memuji beliau Saw dengan pujian setinggi-tingginya.

Dan disaat seorang Badui bertanya tentang ahlak sang Nabi SAW, isterinya Siti Aisyah RA menyebutnya: khuluquhu al-Qur’an

(Akhlaknya Muhammad itu Al-Qur’an).

Nama beliau sendiri yaitu Muhammad, merupakan bentuk isim maf’ul dari kata Hammada Yuhammidu Tahmiidan, yang secara bahasa artinya adalah yang banyak dipuji. Ini merupakan isyarat bahwa memang beliau pantas untuk selalu dipuji. Jadi memuji dan menyanjung Nabi SAW adalah BOLEH.

Lalu kenapa Nabi SAW tidak merayakan Maulid?

Ini pertanyaan selanjutnya. Mungkinkan Nabi SAW meminta umatnya “hai sekalian umatku rayain ultah saya yah!”. Mungkinkah? Tentu tidak, karena merayakan maulid bukan hal esensi saat itu. Tenaga dan waktu Nabi SAW saat itu dihabiskan untuk dakwah menyiarkan Islam. Tentu perayaan Maulid tidak dianggap masalah krusial, apalagi di tetapkan dalam sebuah ayat dan hadis. Namun Nabi SAW, tidak pernah melarang dirinya dipuji, kemudian tidak pula melarang berkumpulnya orang banyak untuk dengarkan tausyiah, memberi makan orang banyak dan membaca doa.

Jika nabi SAW menyerukannya maka akan dijadikan wajib hukumnya, dan dijadikan hari raya.

Lalu kenapa para sahabat Nabi SAW tidak merayakan Maulid?

Pertanyaan dan gugatan selanjutnya dari mereka yang kontra dengan Maulid ialah, kenapa para sahabat tidak merayakannya padahal kualitas cinta mereka pada nabi tentunya jauh diatas kualitas cinta kita.

Untuk menjawabnya mudah saja, para sahabat saat itu hidup dan melihat nabi SAW setiap hari. Mereka tidak perlu merayakan Maulid setiap tahunnya. Mereka cukup mengabdi dan memujinya. Dan berjihad bersama SAW. Dan juga tradisi merayakan hari ultah asing pada zaman itu. Sesuatu yang asing bukan berarti dilarang. Dan memang saat itu perhatian Nabi berserta sahabat-sahabatnya lebih kepada menyiarkan Islam.

Pendapat ulamat tentang Maulid

Ibnu Hajar Al ‘Asqolani Membolehkan Maulid Nabi

Perkataan berikut kami nukil dari kitab Al Hawiy yang ditulis oleh Imam As Suyuthi.[6]

وقد سئل شيخ الإسلام حافظ العصر أبو الفضل بن حجر عن عمل المولد فأجاب بما نصه: أصل عمل المولد بدعة لم تنقل عن أحد من السلف الصالح من القرون الثلاثة ولكنها مع ذلك قد اشتملت على محاسن وضدها فمن تحرى في عملها المحاسن وتجنب ضدها كان بدعة حسنة وإلا فلا قال وقد ظهر لي تخريجها على أصل ثابت وهو ما ثبت في الصحيحين من أن النبي صلى الله عليه وسلم قدم المدينة فوجد اليهود يصومون يوم عاشوراء فسألهم فقالوا هو يوم أغرق الله فيه فرعون ونجى موسى فنحن نصومه شكرا لله تعالى فيستفاد منه فعل الشكر لله على ما من به في يوم معين من إسداء نعمة أو دفع نقمة ويعاد ذلك في نظير ذلك اليوم من كل سنة والشكر لله يحصل بأنواع العبادة كالسجود والصيام والصدقة والتلاوة وأي نعمة أعظم من النعمة ببروز هذا النبي نبي الرحمة في ذلك اليوم وعلى هذا فينبغي أن يتحرى اليوم بعينه حتى يطابق قصة موسى في يوم عاشوراء ومن لم يلاحظ ذلك لا يبالي بعمل المولد في أي يوم من الشهر بل توسع قوم فنقلوه إلى يوم من السنة وفيه ما فيه – فهذا ما يتعلق بأصل عمله، وأما ما يعمل فيه فينبغي أن يقتصر فيه على ما يفهم الشكر لله تعالى من نحو ما تقدم ذكره من التلاوة والإطعام والصدقة وإنشاد شيء من المدائح النبوية والزهدية المحركة للقلوب إلى فعل الخير والعمل للآخرة وأما ما يتبع ذلك من السماع واللهو وغير ذلك فينبغي أن يقال ما كان من ذلك مباحا بحيث يقتضي السرور بذلك اليوم لا بأس بإلحاقه به وما كان حراما أو مكروها فيمنع وكذا ما كان خلاف الأولى

Syaikhul Islam Hafizh di masa ini, Abul Fadhl Ibnu Hajar ditanya mengenai amalan Maulid, beliau pun menjawab dengan redaksi sebagai berikut:

“Asal melakukan maulid adalah bid’ah, tidak diriwayatkan dari ulama salaf dalam tiga abad pertama, akan tetapi didalamnya terkandung kebaikan-kebaikan dan juga kesalahan-kesalahan. Barangsiapa melakukan kebaikan di dalamnya dan menjauhi kesalahan-kesalahan, maka ia telah melakukan bid’ah yang baik (bid’ah hasanah). Saya telah melihat landasan yang kuat dalam hadist sahih Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, beliau menemukan orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura, maka beliau bertanya kepada mereka, dan mereka menjawab, “Itu hari dimana Allah menenggelamkan Firaun, menyelamatkan Musa, kami berpuasa untuk mensyukuri itu semua.” Dari situ dapat diambil kesimpulan bahwa boleh melakukan syukur pada hari tertentu di situ terjadi nikmat yang besar atau terjadi penyelamatan dari mara bahaya, dan dilakukan itu tiap bertepatan pada hari itu. Syukur bisa dilakukan dengan berbagai macam ibadah, seperti sujud, puasa, sedekah, membaca al-Qur’an dll. Apa nikmat paling besar selain kehadiran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di muka bumi ini. Maka sebaiknya merayakan maulid dengan melakukan syukur berupa membaca Qur’an, memberi makan fakir miskin, menceritakan keutamaan dan kebaikan Rasulullah yang bisa menggerakkan hati untuk berbuat baik dan amal sholih. Adapun yang dilakukan dengan mendengarkan musik dan memainkan alat musik, maka hukumnya dikembalikan kepada hukum pekerjaan itu. Kalau perkara yang dilakukan ketika itu mubah maka hukum merayakannya mubah, kalau itu haram maka hukumnya haram dan kalau itu kurang baik maka begitu seterusnya”.

Renungan.

Usia umat Nabi SAW sudah lebih kurang 15 abad. Di saat yang sama orang-orang diluar Islam, sudah mampu menciptakan begitu banyak teknologi yang berguna bagi orang banyak, juga buat umat Islam. Seperti HP, Internet, dan lainnya. Namun, umat Islam masih asik berdebat dengan masalah-masalah yang tidak perlu, asik tenggelam dalam kubangan lumpur debat kusir.

Hasilnya umat Islam selalu terbelakang, dan senang bernostalgia pada era keemasan silam yang usianya sudah berabad-abad lalu. Dan rajin mengkampanyekan bahwa semua teknologi barat masa sekarang asalnya dari Muslim…hehehe. Oh Iya??? Well, bro and sis…Muslim sekarang ini umat paling terbelakang, tolol, dan primitif.

Terimalah fakta itu dan benahi diri.

Artikel lainnya dengan konten serupa bisa anda baca di:

107 thoughts on “Hukum Dan Dalil Maulid Nabi SAW, Apakah Maulid Bid’ah Sesat?

  1. Ping-balik: Hukum Tawasul Apakah Ia Bid’ah Sesat? | Isyihadu bi ana Muslimin

  2. MENJAWAB DENGAN AHLAKUL KARIMAH……. ??? Well, bro and sis…Muslim sekarang ini umat paling terbelakang, tolol, dan primitif. ( APAKAH PERKATAAN ANDA MENUNJUKKAN SEORANG YG BERAHLAK ?? )

    • Kalo soal itu sudah ke dalam individu itu sendiri bukan ke dalam agama Islamnya karna sudah jelas Islam adalah agama Akhir zaman yang di bawakan oleh Rasululah SAW jadi mana mungkin tertinggal/primitif bahkan ilmu astronoi contohnya yang kita baru ketahui di dalam Al-Qur’an sudah lama di jelaskan. jadi bukan agamanya yang tertinggal tapi manusianya sendiri yang tidak mau mendalami islam dan mengamalkannya bahkan mengembangkannya ..

      • semoga mayoritas ummat Islam Indonesia Mendapat redho dari Allah swt,maka Bangsa Indonesia hidp : rukun, damai, aman, tentram dan sejahtera serta dihormati disegani dan dihargai Bangsa Bangsa lain didunia.

    • Lah kenapa kisah org yahudi yg jadi sandaran?
      Toh para sahabat juga gak melakukan maulid sepeninggal rasulullah.
      Bisa aja tasabuh kan umat nasrani juga melakukan peringatan natal.

      Rasulullah datang untuk menyempurnakan islam/ ngapain kita sok nambah2in?
      Wasiat rasulullah itu alquran n sunnah, bukan bit’ah(masalah aqidah)
      Atau anggaplah ini perkara syubhad maka tinggalin aja tanpa ambil resiko.

      Jadilah ummat Rasulullah yg cerdas.
      Kita itu ummat akhir zaman ilmu perlahan udah mulai diangkat ke langit.

  3. Sepertinya ada satu yg belum dibahas…
    Umat nasrani memperingati hari kelahirannya Isa bin Maryam. Kenapa umat Islam ikut2an memperingati hari lahirnya Muhammad? Barangsiapa yg mengikuti suatu kaum, maka…..

    • Tapi kaum nasrani memperingati hari tersebut itu dengan cara yang berbeda yaitu menganggap Nabi Isa AS itu sebagai tuhan mereka bukan sebagai seseoarang manusia utusan Allah SWT . Jadi jangan samakan dengan cara merayakan orang Islam.

      • Landasan / niat ny…
        Untuk memperingati hari kelahiran.
        Yg satu hari kelahiran Isa bin Masyam.
        Yg saru hari kelahiran Muhammad bin Abdullah.
        Menurut yg memperingati maulid, carany beda dong.

        Saya pengen sih mbahas panjang. Dengan berbagai argumentasi yg tetap masuk akal.
        Cuma tergantung lawan bicaranya… Kalau lawan bicaranya yg g tahan..?

        Sekarang pendek aja komentar saya…
        Saya menilai, kamu gak tau bedanya Muhammad bin Abdullah dengan
        Muhammad Rasulullah.
        Gak percaya kan..?

  4. JANGAN PURA PURA tidak tahu HAI KAWAN!
    Coba renungkan: jika kamu setiap keluar dr toilet kamu disuruh berdoa “alhamdulillahilladzi ahyana bakda ma amaatana wailaihin nusyur” padahal itu doa bangun tidur, kira kira kamu memnyetujui apa menolaknya? Apakah membaca doa tdk boleh? apakah kandungan doa itu tdk bagus? kenapa kamu tdk maumelakukannya terus?
    Tentu jawabaannya adalah kurang tepat dan rasul tdk mencontohkannya seperti itu.

      • hanya satu yang aku tau,tanpa allah mkin rasullullah itu tidak ada,rasullullah bagi ku itu imam nya umat islam dan pemimpinya itu adlah allah tuhan nya slruh mahkluk dan sluruh alam menguasai tahta keabadian .imam tdk bisa memjlnkan tgasnya tanpa panduan dari pemimpinnya.contonya :prajurit mengikuti jendral ,sedangkan jendralnya melaksnakan perintah raja,seperti itu seumpamannya,tidak ad slah seorang prajurit membanggakan jendral maupun panglimanya ,

  5. mungkin peringatan maulid nabi memang tidak bisa dikatakan sebagai sebuah bid’ah, namun hanya sebuah kegiatan yang sesungguhnya tidak ada tuntunannya dan tidak dicontohkan oleh nabi Muhammad.

    poin kekhawatiran dari bid’ah adalah ketika sebuah kegiatan yang pada masa rasullullah tidak ada (tidak pernah dibahas/ dicontohkan) kemudian karena dilakukan secara rutin, maka seakan-akan menjadi sesuatu yang wajib, walaupun tidak ada konteks yang menegaskan bahwa hal itu wajib.

    dalam masyarakat kita yang seringkali terjadi adalah, suatu yang sesungguhnya tidak wajib dan sudah terbiasa dilakukan masyarakat dan ketika seseorang tidak dapat melakukannya, maka dia akan berusaha seakan-akan hal itu wajib karena takut akan pandangan orang lain lain (masyarakat sekitarnya) jika ia tidak dapat melaksanakan hal tersebut. di sini lah poin kekhawatiran bid’ah yang saya maksud akan terjadi dan membudaya.

    • sekarang kita bertanya. Orang yg merayakan maulid selalu berkata. Kami ini pecinta Rasullullah , aneh bukan.
      Emangnya lebih tinggi mana kecintaan anda-2 itu jika dibandingkan para Sahabat Nabi SAW.
      Lalu dicari dalil-2 dari Al-Qur’an dan As-Sunnah ( mungkin saja Hadist Palsu / Dhaif yg dipakai ).
      pertanyaan selanjutnya , dalil itu sudah ada sejak zaman Rasullullah SAW , kenapa para Sahabat Nabi SAW ( apalagi Khalifah yang Empat : Abu Bakar As-Siddiq , Umar Ibnu Chattab , Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib ) tak pakai , apakah para Sahabat Rasullullah SAW , bahkan para Tabi’in dan Tabi’it Tabi’in tak ngerti atau terlalu bodoh untuk menerjemahkan isi kandungan Al-Qur’an itu.
      Lalu ada lagi alasan baru yg dipakai , yakni INI ITU KAN BAIK.
      Sekarang kita Tanya lagi , emang lebih tau mana anda-2 dengan Rasullullah SAW ttg Ibadah serta amalan yg terbaik untuk anda-2 lakukan , dalam rangka memuluskan anda-2 masuk syurga. Apakah begitu bodoh para Sahabat Nabi , kalau amalan-2 itu baik , lalu beliau-2 sia-2kan.
      Dan anda-2 bisa pula menuduh kalau-2 Rasullullah SAW , lupa atau lalai menyampaikan apa-2 amalan / Ibadah yg baik dilakukan umatnya.
      Padahal dalam Surah Al-Maidah ayat 3 , menyebutkan Islam sudah sempurna. Dan dalam Surah Al-Maidah ayat 67 , Rasullullah SAW sudah menyampaikan semua apa-2 yang diperintahkan Allah SWT , tanpa ada yg disembunyikan.
      Dan ada Hadist SAW , yang isinya melarang kita mencontoh perilaku orang Nashrani dan Yahudi , yg selalu mengkultuskan orang-2 tertentu serta merayakannya. Lihat saja orang Nasrani , Hari Lahir Anak Tuhan , Hari Ia Disalip , Hari Ia Berbangkit , Awal Tahun , Paskah , Sinterklas / Santa Klus , Hari Valentin dan masih banyak hari-2 lain yg dirayakan.
      Dan ingat dengan Firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 109 , 111 dan 120 , Surah Al-Imran ayat 31 , Surah Al-An’am ayat 116 , Surah Yusuf 103 , Surah As-Saba ayat 13 dan Surah Al-Hasyr ayat 7 , serta masih banyak ayat-2 yg lain.

    • Fuad Yusuf@ Saya sependapat dng anda….mengenai tajuk bahasan di atas adalah itu menurut saudara kita yg tadi mengatakan bahwa maulid itu bukan bid´ah, itu menurut kacamatanya dia, dia tidak merujuk kepada mana2 hadist dan dalil yg ada dalam Al_qur´an,satu yg kita harus ingat….”Apa yg baik dimata manusia belum tentu itu akan baik di mata ALLAH s.w.t.
      Maaf kawan2 yg memberi komentar….berpendapat adalah hak setiap orang,tp klo berbicara soal hukum setidaknya kita tau akan hukum,terutama apa yg sedang kita bicarakan.

      • @Cinta Mirah Keren, kalimat “Apa yang baik dimata manusia belum tentu baik dimata Allah SWT”. Kalimat ini jika anda gunakan untuk menilai Maulid, bisa pula saya gunakan untuk menilai aktivitas orang-orang yang menilai Maulid sebagai Bid’ah sesat. Belum tentu yang dianggap bid’ah sesat dimata manusia adalah bid’ah sesat dimata Allah SWT.

    • Saya cocok dgn argumen Anda. Di kampung kami kalau ada yg tak mau yasinan, tahlilan,mauludan ( walaupun konsisten sholat jama’ah di masjid, ngaji, baca qur’an ) akan sangat diwaspadai oleh golongan tertentu..sampai2 dimintai bantuan pembamgunan mushola saja menolak..katanya tdk mau campur tangan. Tapi walau tak sholat, tak jum’atan …asal tergaung dlm yasinan, tahlilan tdk akan dipermasalahkan, mereka baik2 aja..

      • @Mujiman, semoga anda tidak sedang berdusta mas. Jika iya maka dosa dan akibatnya tanggung sendiri. Andaikata benar adanya cerita anda. Maka pelakunya akan tanggung sendiri akibatnya kelak diakhirat.

    • @Fuad Yusuf, jikalau mereka berusaha mengada-adakan namun dengan tujuan baik demi memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW dengan mengisi acara tersebut dengan aktvitas yang sarat dengan Sunnah Insya Allah berangkat dengan niatan tersebut ia mendapat kebaikan dan pahala dari Allah SWT.

      • Masyarakat Muslim di Indonesia umumnya menyambut Maulid Nabi dengan mengadakan perayaan-perayaan keagamaan seperti pembacaan shalawat nabi, pembacaan syair Barzanji dan pengajian.
        Di Halaman Pondok pesantren Dar Al Musthofa 7/1/2016 mengadakan maulidurrosul dan akhir acara ada perebutan bunga melati yang ada di atas panggung pengajian, conon jika mendapat bunga melati akan mendapatkan keberkahan dan keberuntungan.

        coba tonton ini https://youtu.be/oh7ln2Db8Oo
        setiap daerah kemungkinan macam2 cara merayakan maulid..



        masih byk daerah2 lain yg berbeda2 merayakannya.

    • Kenapa anda merayakan ulang tahun Nabi Muhammad ?
      Karena anda pingin juga kayak orang non muslim yg merayakan ulang tahun nabi Isa.

      Nabi Isa aja diulang tahunin.
      Masak nabi Muhammad enggak…?

      • @Iwandaffa, apakah memperingati maulid dengan alasan dan kegiatan yang sudah saya tuliskan di artikel ini masih dianggap salah. Dan bagaimana dengan pendapat para ulama tentang Maulid yang saya cantumkan diartikel, apakah mereka salah, apakah anda lebih pintar urusan agama dibanding ulama-ulama itu?

    • Memperingati kelahiran Nabi dengan niat yang baik, Insya Allah adalah hasanah. Nabi Muhammad SAW, hanya memerintahkan kita mengikuti apa yang di perintah, dan menjauhi segala yang dilarangnya. BUKAN MENJAUHI YANG TIDAK DI CONTOHKANNYA / DISEBUTKANNYA, jika semua yang tidak di larang / dicontohnya juga menjadi Haram niscaya banyak hal yng kita akan mendapat dosa. Contohnya MEMBUKUKAN QURAN DAN MENAMBAHKAN TANDA BACA, dsbnya. BERFIKIRLAH.

      • Membukukan Qur’an ada pada masa Utsman…
        Bukankah ada hadits nabi yang mengatakan kalau kita harus mengikuti sunah nabi dan 4 sahabat…???

        Oh iya, tau gak apa itu sunah???

  6. Allah yg menciptakan nabi saja bersolawat dan memujinya. Masa kita yg manusia tdk boleh memujinya?? Peringatan maulid memang tdk ada tuntunannya tapibkn brarti dilarang to. Apalagi di acr2 itu bnyk hikmah yg bs diambil. Silaturrahim, kebersamaan, tausiyah agama, membaca solawat dan doa, dan tentunya……..makan-makan…….

    • sekarang kita bertanya. Orang yg merayakan maulid selalu berkata. Kami ini pecinta Rasullullah , aneh bukan.
      Emangnya lebih tinggi mana kecintaan anda-2 itu jika dibandingkan para Sahabat Nabi SAW.
      Lalu dicari dalil-2 dari Al-Qur’an dan As-Sunnah ( mungkin saja Hadist Palsu / Dhaif yg dipakai ).
      pertanyaan selanjutnya , dalil itu sudah ada sejak zaman Rasullullah SAW , kenapa para Sahabat Nabi SAW ( apalagi Khalifah yang Empat : Abu Bakar As-Siddiq , Umar Ibnu Chattab , Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib ) tak pakai , apakah para Sahabat Rasullullah SAW , bahkan para Tabi’in dan Tabi’it Tabi’in tak ngerti atau terlalu bodoh untuk menerjemahkan isi kandungan Al-Qur’an itu.
      Lalu ada lagi alasan baru yg dipakai , yakni INI ITU KAN BAIK.
      Sekarang kita Tanya lagi , emang lebih tau mana anda-2 dengan Rasullullah SAW ttg Ibadah serta amalan yg terbaik untuk anda-2 lakukan , dalam rangka memuluskan anda-2 masuk syurga. Apakah begitu bodoh para Sahabat Nabi , kalau amalan-2 itu baik , lalu beliau-2 sia-2kan.
      Dan anda-2 bisa pula menuduh kalau-2 Rasullullah SAW , lupa atau lalai menyampaikan apa-2 amalan / Ibadah yg baik dilakukan umatnya.
      Padahal dalam Surah Al-Maidah ayat 3 , menyebutkan Islam sudah sempurna. Dan dalam Surah Al-Maidah ayat 67 , Rasullullah SAW sudah menyampaikan semua apa-2 yang diperintahkan Allah SWT , tanpa ada yg disembunyikan.
      Dan ada Hadist SAW , yang isinya melarang kita mencontoh perilaku orang Nashrani dan Yahudi , yg selalu mengkultuskan orang-2 tertentu serta merayakannya. Lihat saja orang Nasrani , Hari Lahir Anak Tuhan , Hari Ia Disalip , Hari Ia Berbangkit , Awal Tahun , Paskah , Sinterklas / Santa Klus , Hari Valentin dan masih banyak hari-2 lain yg dirayakan.
      Dan ingat dengan Firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 109 , 111 dan 120 , Surah Al-Imran ayat 31 , Surah Al-An’am ayat 116 , Surah Yusuf 103 , Surah As-Saba ayat 13 dan Surah Al-Hasyr ayat 7 , serta masih banyak ayat-2 yg lain.

      • Mas Maulid itu sebagai cara berdakwah berisi segala aktivitas Sunnah sebagai rasa sukur kelahiran manusia yang amat dan paling Allah SWT cintai ini.

        Begitupun dengan penambahan tanda baca dan harakat pada Quran, baru dilakukan pada jaman dinasti Ummayah, apakah ini bukan sebuah Bid’ah? Rasullullah dan para sahabatnya tidak pernah mengutak-atik bacaan Al Quran kenapa orang-orang setelahnya yakni Dinasti Ummayah lancang melakukan itu mas?

        Tentu anda akan mengatakan itu bagus karena memang tidak semua orang bisa baca Arab dengan benar, khususnya orang non-Arab, nah kalau begitu apakah Rasulullah SAW tidak pernah memikirkan akan hal itu atau Rasulullah SAW lalai mas?

      • Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda yang artinya : “Aku berwasiat kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah dan mendengar serta taat (kepada pemerintahan Islam) walaupun yang memimpin kalian adalah seorang hamba sahaya dari negeri Habasyah. Sesungguhnya barangsiapa hidup sesudahku niscaya dia akan melihat banyak perselisihan, maka wajib atas kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk sesudahku. Berpeganglah kalian dengannya dan gigitlah ia dengan gigi gerahammu serta jauhilah oleh kalian perkara agama yang diada-adakan karena semua yang baru dalam agama adalah bid’ah dan semua bid’ah adalah sesat.” HR Ahmad,Abu Dawud,Tirmidzi,Dzahabi dan Hakim, disahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al jami’ no. 2549

    • Ada kok larangannya. aku kutip 3 dalil saja.
      “Maka sesungguhnya sebaik-baik perkataan ialah Kitab Allah (al-Qur’an) dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Saw., dan seburuk-buruk perkara adalah muhdatsat (perkara baru yang diada-adakan), dan setiap bid’ah itu kesesatan” (HR. Muslim).

      “Barangsiapa mengada-adakan perkara baru di dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (bagian) daripadanya, maka hal itu tertolak” (HR. Muslim)

      “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad 2: 50)

  7. lebih kepada ilmu pengetahuan yg luas dan awam utk saya misalnya
    1.secara sosial misal: “kamu lahir tanggal berapa kok gak tahu” (relatif)
    2.umur jg brpengaruh buat kesehatan misal: anak umur 1 tahun diberi obat dgn dosis sama sprti orang dewasa (overdosis deh)
    Saya menghormati Beliau MUHAMMAD SAW dgn KADAR/kapasitas sebagai umat Nya InsyaAllah .karena hanya ALLAH SWT lah yg tahu sesungguhnya niat kita.

  8. Kalaau maulid itu bid’ah, saya mau tanya dulu apa itu bid’ah?
    Kata orang orang yng sll mmbid’ahkn orng
    Tdk ada d zaman rasulnya
    Saya tanya lagi ,berarti ente bid’ah juga donk klo bgt,
    Kt dia :knp ane bid’ah
    Jwab saya , : karna ente tidak ada d zaman rasul
    Jdi hidupmu bid’ah
    Makanya lou cari ilmu hrs mateng
    Jngn cuma asal2n bid’ahn orang
    Lo naek mobil dn pegang hp bisa bid’ah jg dong
    Krn zaman rasul gk ada mobil n hp

    • Justru karena saya sangat mengerti bid’ah, makanya saya tidak merayakan ulang tahun. Termasuk ulang tahun nabi, termasuk ulang tahun saya dan keluarga.
      Pasti kamu mikir, kesian amat anak saya gak di ulang tahunin….
      Ya kan…?
      Malah saya bisa bilang, kamu gak bisa ngebedain Muhammad bin Abdullah dan Muhammad Rasulullah.

    • Yang dimaksud bid’ah itu mengada-adakan amalan/ibadah (sesuatu perbuatan yg mengharapkan pahala dari Allah) yg tidak ada contohnya / dalil yang syar’i. Tentang hp, mobil, Loud Speaker (TOA) utk adzan dsb itu namanya kemaslahatan umat manusia jadi tujuannya bukan utk mendapat pahala atau meningkatkan pahala tapi karena adzan dgnTOA atau tanpa TOA tidak ada perbedaan dalam pahala jadi bukan bid’ah. Contoh lain adalah penulisan Alqur’an oleh salah seorang khulafaur Rasyidin tujuannya untuk kemaslahatan umat dikemudian hari agar tetap dapat mempelajari Alqur’an karena sahabat yg hafiz qur’an banyak yg wafat jadi tujuannya bukan mencari pahala dengan membukukan Alquran walaupun insya Allah apa yg beliau llakukan mendapat pahala dari Allah tapi ingat tujuan atau niatnya bukan mencarai pahala. Semoga menambah ilmu & pengetahuan bagi kita amin.

      • Pembukuan, penulisan tanda baca dan harakat dan penambahan lain pada bacaan Al Quran kenapa tidak Nabi Muhammad SAW lalkukan? Apakah Nabi Muhammad SAW tidak tahu bahwa nantinya para Hafiz akan banyak yang syahid, dan apakah Nabi SAW juga tidak tahu bahwa nantinya agama Islam akan tersebar amat luas hingga sampai ke mata orang-orang yang bukan Arab?

        Apakah pembukuran, penambahan tanda baca dan harakat dan ilmu baca Al Quran lainnya bukan sebagai Bid’ah dalam memperlakukan surat-surat yang berisi kalam Allah SWT mas?

        Dan bagaimana dengan pembagain Tauhid menjadi 3 apakah Nabi Muhammad SAW yang harus anda salahkan karena semasa hidupnya tidak mencetuskannya?

    • sekarang kita bertanya. Orang yg merayakan maulid selalu berkata. Kami ini pecinta Rasullullah , aneh bukan.
      Emangnya lebih tinggi mana kecintaan anda-2 itu jika dibandingkan para Sahabat Nabi SAW.
      Lalu dicari dalil-2 dari Al-Qur’an dan As-Sunnah ( mungkin saja Hadist Palsu / Dhaif yg dipakai ).
      pertanyaan selanjutnya , dalil itu sudah ada sejak zaman Rasullullah SAW , kenapa para Sahabat Nabi SAW ( apalagi Khalifah yang Empat : Abu Bakar As-Siddiq , Umar Ibnu Chattab , Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib ) tak pakai , apakah para Sahabat Rasullullah SAW , bahkan para Tabi’in dan Tabi’it Tabi’in tak ngerti atau terlalu bodoh untuk menerjemahkan isi kandungan Al-Qur’an itu.
      Lalu ada lagi alasan baru yg dipakai , yakni INI ITU KAN BAIK.
      Sekarang kita Tanya lagi , emang lebih tau mana anda-2 dengan Rasullullah SAW ttg Ibadah serta amalan yg terbaik untuk anda-2 lakukan , dalam rangka memuluskan anda-2 masuk syurga. Apakah begitu bodoh para Sahabat Nabi , kalau amalan-2 itu baik , lalu beliau-2 sia-2kan.
      Dan anda-2 bisa pula menuduh kalau-2 Rasullullah SAW , lupa atau lalai menyampaikan apa-2 amalan / Ibadah yg baik dilakukan umatnya.
      Padahal dalam Surah Al-Maidah ayat 3 , menyebutkan Islam sudah sempurna. Dan dalam Surah Al-Maidah ayat 67 , Rasullullah SAW sudah menyampaikan semua apa-2 yang diperintahkan Allah SWT , tanpa ada yg disembunyikan.
      Dan ada Hadist SAW , yang isinya melarang kita mencontoh perilaku orang Nashrani dan Yahudi , yg selalu mengkultuskan orang-2 tertentu serta merayakannya. Lihat saja orang Nasrani , Hari Lahir Anak Tuhan , Hari Ia Disalip , Hari Ia Berbangkit , Awal Tahun , Paskah , Sinterklas / Santa Klus , Hari Valentin dan masih banyak hari-2 lain yg dirayakan.
      Dan ingat dengan Firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 109 , 111 dan 120 , Surah Al-Imran ayat 31 , Surah Al-An’am ayat 116 , Surah Yusuf 103 , Surah As-Saba ayat 13 dan Surah Al-Hasyr ayat 7 , serta masih banyak ayat-2 yg lain.

      • Mas Maulid itu sebagai cara berdakwah berisi segala aktivitas Sunnah sebagai rasa sukur kelahiran manusia yang amat dan paling Allah SWT cintai ini.

        Begitupun dengan penambahan tanda baca dan harakat pada Quran, baru dilakukan pada jaman dinasti Ummayah, apakah ini bukan sebuah Bid’ah? Rasullullah dan para sahabatnya tidak pernah mengutak-atik bacaan Al Quran kenapa orang-orang setelahnya yakni Dinasti Ummayah lancang melakukan itu mas?

        Tentu anda akan mengatakan itu bagus karena memang tidak semua orang bisa baca Arab dengan benar, khususnya orang non-Arab, nah kalau begitu apakah Rasulullah SAW tidak pernah memikirkan akan hal itu atau Rasulullah SAW lalai mas?

  9. ikhwan filah yg budiman,knapa hal ini yang antum semua perdebatkan,karna hal ini terus di bahas,maka tidak ada akan ada habisnya,mari kita simpulkan saja :apakah hal ini pernah alloh printahkan,karna kita setiap hari memujinya sejumlah 16 kali,yg kita lakukan setiap sholat lima waktu,tanpa harus menunngu menunggu lahirnya/wafatnya rosullulloh SAW,masih banyak tugas kita sebagai seorang muslim,yaitu beriman kepada Alloh SWT dengan sebenar2nya iman,menjalankan perintahnya dan meninggalkan semua laranganya,coba kaji kembali pada ikhwan semua 25 pesan lukmanul hakim untuk anak2nya,lebih jelasnya di surat luqman juga bisa.syukron semua mudah2an ini menjadi baromete buat kita semua.Allohua’lam bissawab.

  10. Niat tidak bisa menghalalkan cara, contohnya : ga bisa seseorang mncuri sarung hanya utk shalat, ” mencuri ya ttep aja dosa, ga bisa jdi boleh gara2 niatnya ingin shalat, bgitu juga maulid nabi, mmperingati hari lahir itu dari kristen, ga ada di islam, mskipun niatnya utk ibadah dsb, ttep aja ga boleh karena menyerupai kristen.
    ” barang siapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum tsb ”
    Naudzubillah.

    • @Mugiwara Lutfi, ngawur sekali analogi kamu. Masa membandingkannya dengan mencuri untuk urusan Maulid. Rupanya kamu kurang vitamin sehingga otakmu tidak berkerja maksimal.

      Umat Islam yang memperingati Maulid, memanfaatkan kelahiran seorang nabi utusan ALLAH untuk ingatkan umat Islam dewasa ini yang sudah amat sekuler dan kurang perduli dengan agamanya. Menyegarkan kembali terhadap kepribadian nabi SAW, dan perjuangannya. Berserta segala aktivitas yang baik.

      Coba berfikirlah dan banyak makan vitamin.
      Umat Islam yang memperingati Maulid, memanfaatkan kelahiran seorang nabi utusan ALLAH untuk ingatkan umat Islam dewasa ini yang sudah amat sekuler dan kurang perduli dengan agamanya. Menyegarkan kembali terhadap kepribadian nabi SAW, dan perjuangannya. Berserta segala aktivitas yang baik.

      Coba berfikirlah kawan.

  11. Sebenarnya simple utk mengatakan itu bid’ah atau bukan ? tujuannya perayaan apa ? Kalau utk mencari pahala, berarti bid’ah krn tdk ada contohnya / tdk ada dalil sesuai hadis nabi saw yg artinya kira-kira : sesuatu yg datang setelahku dan bukan berasal dariku (masalah ibadah) ditolak karena hukum asal ibadah adalah HARAM sampai ada perintah/dalil. Kalau tujuannya bukan ibadah NGAPAIN kurang kerjaan aja, tausiyah dsb bisa dilakukan kapan saja tidak perlu dalam konteks maulid nabi. Kalau yg dimaksud penulis contoh bid’ah adalah menambah rakaat sholat wajib misalnya subuh jadi 4 rakaat itu bukan hanya bid’ah tapi NYATA SESAT jika dilakukan dengan sengaja.

  12. cinta kepada rasulullah dapat dilakukan dengan apasaja asalkan tidak bertentangan dengan syariat islam.. misalnya seperti maulid, isra mi’raj dll. karena banyak sekali faedah yang ada didalamnya.. dan kalian yang gak suka sama acara tersebut jadilah penonton yang baik… gak usah komen kalau gak tau tujuan dan manfaat sesatu itu.. lebih baik kita bersatu memberantas kemaksiatan yang sudah jelas-jelas di depan mata kita,, daripada menggubris hal semacam ini.. oke brow

  13. sekarang kita bertanya. Orang yg merayakan maulid selalu berkata. Kami ini pecinta Rasullullah , aneh bukan.
    Emangnya lebih tinggi mana kecintaan anda-2 itu jika dibandingkan para Sahabat Nabi SAW.
    Lalu dicari dalil-2 dari Al-Qur’an dan As-Sunnah ( mungkin saja Hadist Palsu / Dhaif yg dipakai ).
    pertanyaan selanjutnya , dalil itu sudah ada sejak zaman Rasullullah SAW , kenapa para Sahabat Nabi SAW ( apalagi Khalifah yang Empat : Abu Bakar As-Siddiq , Umar Ibnu Chattab , Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib ) tak pakai , apakah para Sahabat Rasullullah SAW , bahkan para Tabi’in dan Tabi’it Tabi’in tak ngerti atau terlalu bodoh untuk menerjemahkan isi kandungan Al-Qur’an itu.
    Lalu ada lagi alasan baru yg dipakai , yakni INI ITU KAN BAIK.
    Sekarang kita Tanya lagi , emang lebih tau mana anda-2 dengan Rasullullah SAW ttg Ibadah serta amalan yg terbaik untuk anda-2 lakukan , dalam rangka memuluskan anda-2 masuk syurga. Apakah begitu bodoh para Sahabat Nabi , kalau amalan-2 itu baik , lalu beliau-2 sia-2kan.
    Dan anda-2 bisa pula menuduh kalau-2 Rasullullah SAW , lupa atau lalai menyampaikan apa-2 amalan / Ibadah yg baik dilakukan umatnya.
    Padahal dalam Surah Al-Maidah ayat 3 , menyebutkan Islam sudah sempurna. Dan dalam Surah Al-Maidah ayat 67 , Rasullullah SAW sudah menyampaikan semua apa-2 yang diperintahkan Allah SWT , tanpa ada yg disembunyikan.
    Dan ada Hadist SAW , yang isinya melarang kita mencontoh perilaku orang Nashrani dan Yahudi , yg selalu mengkultuskan orang-2 tertentu serta merayakannya. Lihat saja orang Nasrani , Hari Lahir Anak Tuhan , Hari Ia Disalip , Hari Ia Berbangkit , Awal Tahun , Paskah , Sinterklas / Santa Klus , Hari Valentin dan masih banyak hari-2 lain yg dirayakan.
    Dan ingat dengan Firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 109 , 111 dan 120 , Surah Al-Imran ayat 31 , Surah Al-An’am ayat 116 , Surah Yusuf 103 , Surah As-Saba ayat 13 dan Surah Al-Hasyr ayat 7 , serta masih banyak ayat-2 yg lain.

    • Sekarang saya mau tanya apakah sesuatu yg tidak di kerjakan berarti haram hukumnya? Jika begitu kenapa Al Quran di bukukan dan di jilid, kenapa ada Madrasah, kenapa Salafi Wahabi formulasikan 3 Tauhid demi memudahkan ajari umat?

      Memang Rasul bodoh dan tidak tahu menjilidkan Al Quran, tidak tahu mendirikan institusi pendidikan untuk menggembleng umatnya menjadi faqih, tidak tahu mengajari umatnya Tauhid sehingga Salafi harus formulasikan 3 Tauhid?

      🙂

      • MEMBUKUKAN AL QURAN ITU ADALAH PERITAH ALLAH DIMANA MANAQ DIDALAM AL QURAN ALLAH MENYEBUT AL QURAN DENGAN SEBUTAN KITAB BERARTI ALLAH MEMERINTAHKAN AL QURAN DIBUKUKAN. hal apasaja yang digunakan sebagai alat, sarana.dan fasilitas tidaklah tergolong bid ah.

      • sabar mas 🙂

        kami berusaha untuk memahami kalian yang membagi tauhid menjadi 3 dengan alasan agar lebih mudah mengjari ummat, tapi kenapa kalian tidak memahami kami dengan kegiatan maulid, kami bisa lebih sering mengumpulkan ummat untuk di arahakan ke jalan yang lurus..

        jika hati kalian keruh, mungkin kalian berkata “jika mau mengumpulkan ummat kan ada hari jumat”

        kami menjawab “kami ingin lebih sering”

        dan terus terbantahkan pendapat kami.. padahal kami sudah berusaha memahami kalian..

        ketika kami mengadakan pengajian malam jumat kalian berkomentar “bahwa pengkhususan malam itu untuk beribadah adalah bidah”

        padahal kami tak pernah mengomentari kajian kalian setiap minggu

        ketika kami membaca waqiah, yaasin, dan tabarak, One Day One Juz dalam beberapa waktu khusus kalian mengomentari kami dengan tuduhan kurang baik..

        padahal kalian juga mengkhususkan bacaan quran yang sama..

        dan banyak lagi hal lain..

        mari bersatu wahai saudaraku..
        jika kalian memang tidak ingin melaksanakannya, cukup katakan silakan kalian menjalankan, tetapi mohon maaf kami tidak menjalankannya..

        Innamal Mu`minuuna Ikhwatun Fa Ashlihuu Baina Akhowaikum..

      • Asalamaualaikum,semoga antun selalu di lindungi :saudaraku dikatakan bid’ah apabila perbuatan itu berupa ritual ibadah yang tak di contohkan oleh Baginda,kalau antum menganggap maulid itu ritual ibadah itu sudah jelas bid’ahnya dan apabila hanya adat maka tidak mengapa untuk di tinggalkan karena yang mengerjakannya juga tidak akan mendapat pahala.begitupun yng meninggalkan tidak akan mendapat siksa.Adapun mengenai di bukukannya Al-Qur’an,antum mungkin belum faham, secara tidak langsung Alloh azawajala sudah mengatakan “Demi KITAB Al-Qur’an yang agung ” KITAB secara bahasa indonesia adalan BUKU jadi sudah ada isyarat mengenai pembukuan Al-Quran,lagian pada waktu jaman Rosul belum di bukukan karena masih ada penghalang yaitu”masih turunnya wahyu terus menerus (mushaf Al-Qur’an belum semua nya turun .) .untuk formulasi tawhid yang antum katakan : itu termaktub dalam Al-Quran yaitu di surrah Al Fatihah,yaitu ayat 2 “segala puji bagi Alloh Rob seluruh Alam.Rob adalah Alloh,yang hanya Allah lah yang bisa mengerjakannya misal seperti:mematikan,menghidupkan,memberi rejeki,dll yang hanya Allohlah yang bisa mengerjakannya.itu di sebut tawhid Rububiyah artinya tawhid yang husus bagi Alloh semata.Dan menyusul ayat berikutnya.ayat 5.hanya kepada Alloh lah kami beribadah dan minta pertolongan .ini menunjukan janganlah kita sedikitpun memalingkan ibadah dan minta pertolongan kepada selain Alloh dan kita hanya menetapkan ibadah hanya untuk Alloh semata .maka ini di sebut tawhid Uluhiyyah/Ubudiyah (tawhid ibadah ).dan ayt ke 3 Arohman Arohim : itu adalah nama nama Alloh yang AGung dan dalam nama nama tersebut terkandung sifat Alloh taala yaitu sifat pemurah dan penyayang-Nya maka ini di sebut tawhid.Asma wasifat.jadi pembagian itu bukan tidak berdasr itu dasarnya dari alqur’an dan pembagian itu untuk mempermudah agar yakin benar mengenai tawhid.adapun penjelasan dalam hadist tidak ada karena pada waktu itu sahabat sudah faham benar mengenai bahasa Al-qur’an sehingga apapun makna bahasa dalam al-qur’an di anggap sudah maklum ( dapat di fahami ).Mengenai pembangunan Madrasah ,pemberian tanda harokat Al-qur’an,ilmu nahwu/sorof,itu bukan merupakan ritual ibadah jadi bidah secara bahasa,itu untuk mempermudah jalan seperti kita berangkat Haji pakai pesawat terbang,dulu onta sekarang motor itu tidak mengapa.lebih cenderung kepada tekhnologi.Baginda bersabda : “kalian lebih tau dunia kalian di banding aku ” bahkan itu di perintah silahkan itu hanya sebagai tekhnik untuk mempermudah.

      • @Masudi Ansori, jika diperintahkan Allah membukukan Quran menjadi kitab yang sekarang ini, kenapa Nabi Muhammad SAW tidak melakukannya? Atau apakah ada sebuah hadis dimana Rasululah SAW menyeru sahabatnya membukukkan Al Quran Al Karim ?

  14. Sahabat Abu Bakar Ash-Shidiq berkata :
    مَنْ أَنْفَقَ دِرْ هَماً فِى مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ رَفِيْقِيْ فِى الْجَنَّةِ
    “Barang siapa yang memberikan infaq satu dirham untuk memperingati kelahiran Nabi Saw : akan menjadi temanku masuk surga”.

  15. مَنْ عَظَّمَ مَوْلِدِىْ كُنْتُ شَفِيْعًا لَهُ يَـوْمَ الْقِيَا مَةِ. وَمَنْ أَنْفَقَ دِرْهَمًا فِى مَوْلِدِى فَكَأَ نَّمَا اَنْفَقَ جَبَلاً مِنْ ذَ هَبٍ فِى سَبِيْلِ اللهِ
    “Barang siapa yang memulyakan / memperingati hari kelahiranku maka aku akan memberinya syafa’at pada hari kiamat. Dan barang siapa memberikan infaq satu dirham untuk memperingati kelahiranku, maka akan diberi pahala seperti memberikan infaq emas sebesar gunung fi sabilillah.

  16. trims bro atas semua info + pencerahannya, semua kebenaan hanya milik Allah semata, sepintar2 nya manusia, cuma sedikit ilmu yg Allah berikan, jangan sok benar diatas golongan yg lain, makin berilmu seseorang makin mununduk, tidak makin congkak dengan segala ilmu yg dianggapnya plg benar dg segala argument nya

  17. ada yang lucu setelah menyampaikan hadits yang lemah ustadz-ustadz dikampung/desa saya dalam khutbahnya bahwa memperingati kelahiran Nabi Shalallahu `alaihi wa salam adalah sunnah.berarti banyak ustadz yang belumfaham apa itu sunnah.ya. . . . kalau yang dicari hanya pembenaran maka akan berbagai alasan dan hujjah yang akan disampaikan walau dalil/hujjah yang dilontarkan samasekali tidak terkait dengan yang dibahas tapi kalau yang dicari kebenaran maka akan berkata.kembalikan kepada Allah dan RosulNya
    bukan kah agama ini milik Allah.

  18. @islamiyah, anda mengaku beragama islam tp memasang simbol mata satu (yahudi) di profil anda, bgmn anda bisa berkomentar tentang maulid nabi klo anda sendiri tdk paham dgn simbol mata satu (yahudi), atau jgn2 anda penyusup yah??

    • Loh apa hubungannya mata satu dengan bahasan ini? Dan anda di gambar menampilkan foto perempuan, apakah benar hukumnya memamerkan wajah perempuan, terlebih lagi entah anda sudah menikahi perempuan yg digambar anda atau belum, apakah benar foto berduan berdekatan seperti itu menurut agama Islam kita?

  19. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash RA, ia berkata: Aku telah mendengarkan Rasulullah SAW bersabda:
    ‘Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu itu dengan sekali cabut dari para hambaNya. Namun Ia mencabut ilmu dengan mengambil para ulama. Hingga tidak lagi tersisa seorang ulama, manusia pun mengangkat pemimpin/ulama yang kurang akal (bodoh), maka mereka pun ditanya lalu memberikan fatwa/ajaran tanpa ilmu. Hingga mereka pun sesat dan menyesatkan.”

    Hadits di atas berkenaan dgn fenomena yg trjadi saat ini, bnyk org yg menganggap dirinya pintar, tp sbnrnya dia kurang akal (bodoh), sehingga dia mnjadi sesat dan bnyk pula org yg sesat karenanya.

    Bnyk org yg brpendapat bahwa sesungguhnya Rasulullah jg merayakan hari kelahirannya (maulid) dgn adanya prtanyaan seorang sahabat kepada beliau berikut ini:

    Seorang sahabat bertanya, ya Rasulullah mengapa engkau berpuasa pada hari senin dan hari kamis, maka beliau pun bersabda:
    ‘Aku berpuasa pada hari senin krn pada hari itu aku dilahirkan dan pada hari kamis adalah hari yg mana amalanku diangkat kepada Allah SWT.’

    Jika kita mengkaji dgn seksama jawaban Rasulullah SAW dari prtanyaan sahabat trsebut, maka kita dapat menyimpulkan bahwa Rasulullah SAW merayakan hari ultahnya bukan setahun sekali tp stiap hari senin atau seminggu sekali dan beliau merayakannya dgn berpuasa bukan dgn mngadakan acara2 yg sama sekali tdk ada tuntunannya dan berlebihan.

    Intinya Maulid Nabi merupakan sesuatu hal yg diada-adakan, sementara yg dia-adakan itu adalah bid’ah, dan smua yg bid’ah itu adalah sesat.

    • bismilah…
      nabi muhamad bersapda.kalau masalah agama ikutilah ajarang saya.kalau perkara dunia itu adalah urusang kamu.apa nabi perna mengajarkan maulid.tidak!!!..jadi maulid itu bid,da…..

    • @Muhammad Imam Firdauzan, anda menolak maulid namun tidak menolak bid’ah pembagian Tauhid menjadi 3, dan juga pemberian tanda baca pada Al Quran. Namun anda menyerang Maulid sebagai hal yang bid’ah sesat juga membawa hadis yang sama sekali tidak sesuai untuk digunakan dalam menolak peringatan Maulid yang didalamnya terdapat berbagi aktivitas sunnah.

      • Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda yang artinya : “Aku berwasiat kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah dan mendengar serta taat (kepada pemerintahan Islam) walaupun yang memimpin kalian adalah seorang hamba sahaya dari negeri Habasyah. Sesungguhnya barangsiapa hidup sesudahku niscaya dia akan melihat banyak perselisihan, maka wajib atas kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk sesudahku. Berpeganglah kalian dengannya dan gigitlah ia dengan gigi gerahammu serta jauhilah oleh kalian perkara agama yang diada-adakan karena semua yang baru dalam agama adalah bid’ah dan semua bid’ah adalah sesat.” HR Ahmad,Abu Dawud,Tirmidzi,Dzahabi dan Hakim, disahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al jami’ no. 2549

        Umumnya kaum muslimin di zaman sahabat, paham bahasa fushah (bahasa arab fasih). Sehingga mushaf yang diterbitkan di zaman khalifah Utsman radhiyallahu ‘anhu, ditulis tanpa harakat dan bahkan belum ada titik-titik huruf. Bagi orang yang tidak memahami bahasa arab yang asli, huruf ba’, ta, dan tsa’ bentuknya sama. Namun bagi para sahabat, dan mereka yang memahami karakter asli bahasa arab, bisa membedakan huruf-huruf itu.

        Dengan demikian, apa yang disampaikan penanya adalah benar adanya. Di zaman Khalifah Utsman radhiyallahu ‘anhu, tulisan mushaf al-Quran belum diberi harakat. Lalu siapa yang memberi harakat pertama kali?

        Berikut keterangan Dr. Abdullah bin Muhammad al-Muthlaq dalam artikel beliau yang berjudul al-Quran al-Karim bi Khatti Braille li al-Makfufin. Artikel ini diterbitkan dalam Jurnal al-Buhuts al-Islamiyah, volume 66, hlm. 337.

        Dr. Abdullah al-Muthlaq mengatakan,

        لا يدخل في الرسم العثماني الأمور التالية

        Beberapa hal berikut, tidak termasuk dalam naskah mushaf Utsmani,

        أولا : النقط التي تتميز بها الحروف فإنها إنما ألحقت بالحروف العربية في عصر التابعين وكانت الحروف قبل ذلك تكتب غير منقوطة . قال أبو عمرو عثمان بن سعيد الداني المتوفى سنة 444 هـ: ” باب ذكر من نقط المصاحف أولا من التابعين ومن كره ذلك ومن ترخص فيه من العلماء: اختلفت الرواية لدينا فيمن ابتدأ بنقط المصاحف من التابعين فروينا أن المبتدئ بذلك كان أبا الأسود الدؤلي .

        وروينا أن ابن سيرين كان عنده مصحف نقطه يحيى بن يعمر وأن يحيى أول من نقطها” [كتاب النقط المطبوع مع المقنع في معرفة مرسوم مصاحف أهل الأمصار ص129[

        Pertama, titik yang membedakan antara satu huruf dengan huruf lainnya [misal, titik pada huruf-huruf: ي؛ ب؛ ت؛ ن؛ ث؛ . kita bisa tahu bedanya, karena titik]. Titik-titik ini baru dibubuhkan pada huruf arab di zaman tabiin. Sementara huruf-huruf sebelum masa itu, semuanya ditulis tanpa titik.

        Abu Amr, Utsman bin Said ad-Dani (w. 444 H) mengatakan, ‘Penjelasan tentang titik pada mushaf pertama kali terjadi di masa tabiin. Dan penjelaan tentang ulama yang membenci titik ini dan ada yang memberi keringanan. Ada perbedaan riwayat yang kami miliki tentang siapa yang memulai pertama kali memberikan titik dalam mushaf di zaman tabiin. Kami mendapat riwayat bahwa yang melakukan pemberian titik pertama adalah Abul Aswad ad-Duali. Kami juga mendapat riwayat bahwa Ibnu Sirin memiliki mushaf yang hurufnya ada titiknya, dimana yang memberi titik adalah Yahya bin Ya’mar. Dan bahwa Yahya adalah orang yang pertama kali memberi titik mushaf.’ (Kitab: an-Nuqath al-Mathbu’ ma’a al-Muqni’ fi Ma’rifati Marsum Mashahif Ahli Amshar, hlm. 129).

        ثانيا : الحركات والتنوين وأول من وضعها أبو الأسود الدؤلي وكانت نقطا ، وذلك أنه أراد أن يعمل كتابا في العربية يقوّم الناس به ما فسد من كلامهم،…. وقيل إن أول من فعل ذلك نصر بن عاص الليثي . [كتاب النقط المطبوع مع المقنع في معرفة مرسوم مصاحف أهل الأمصار ص129[

        ثم إن الخليل بن أحمد طور ذلك حيث اخترع الحركات المأخوذة من الحروف . [الإتقان في علوم القرآن ص 219[

        Kedua, (yang tidak ada dalam mushaf Utsmani) Harakat dan tanwin.

        Pertama kali yang membubuhkan harakat dan tanwin dalam kalimat bahasa arab adalah Abul Aswad ad-Duali. Ini beliau lakukan ketika beliau menulis sebuah buku tentang belajar bahasa arab, dalam rangka meluruskan kekeliruan kalimat bahasa arab yang umumnya diucapkan masyarakat. Ada juga yang mengatakan, Orang yang pertama memberi harakat dan tanwin adalah Nashr bin Ash al-Laith. Kitab: an-Nuqath al-Mathbu’ ma’a al-Muqni’, hlm. 129).

        Kemudian Khalil bin Ahmad al-Farahidi mengembangkan hal itu, dimana beliau membuat beberapa harakat yang diambil dari huruf. (al-Itqan fi Ulum al-Quran, hlm. 219).

        ثالثا : الهمزة والتشديد والرَّوْم والإشمام ، وأول من وضعها الخليل بن أحمد الفراهيدي .

        Ketiga, hamzah, tasydid, raum, dan isymam. Pertama kali yang meletakkannya adalah Khalil bin Ahmad al-Farahidi.

        رابعا : علامات التجويد وعلامات الوصل والوقف فإنها لم تكن في الرسم العثماني وإنما كتبت بعد الكتابة في علم التجويد

        Keempat, tanda-tanda tajwid, tanda washal, atau waqaf. Semua ini tidak ada dalam naskah mushaf Utsmani. Baru dibubuhkan dalam al-Quran setelah adanya ilmu tajwid.

        (al-Quran al-Karim bi Khatti Braille li al-Makfufin, diterbitkan dalam Majalah al-Buhuts al-Islamiyah, 66/337. Dinukil dari Fatwa Islam no. 95430).

        Allahu a’lam

        Sumber: https://konsultasisyariah.com/20850-siapa-yang-memberi-harakat-al-quran

  20. wow..pade ribut aja, yang mau jalanin bid’ah biarin aja,dia punya dalil dan yaqin kalu bid’ah itu ada yang hasanah, tapi buat yang yaqin semua bid’ah itu sesat ya..udah gak usah jalanin tuh muamalah bid’ah….yang penting jangan saling usil, saling hujat, jangan kayak dah pada megang konci surga aja!!
    kalau mau ribut noh Ahmadiyah yang masih berkeliaran, syiah yang dah rame masuk indonesia, dan JIL yang dah makin kuat di pemerintahan.
    ente cuma ribut masalah yang dari jaman dulu sampai kiamat nanti pasti beda, tahlil, yasinan, maulid,doa berjamaah, salaman abis sholat, zdikir berjamah, istigosyah, seneng banget sih debat….!!

  21. ini ada catatan sedeikit supaya kita sama sama bisa belajar

    Tanggal 12 rabi’ul awal telah menjadi salah satu hari istimewa bagi sebagian kaum muslimin. Hari ini dianggap sebagai hari kelahiran Nabi akhir zaman, sang pembawa risalah penyempurna, Nabi agung Muhammad shallallahu alaihi wa ‘alaa alihi wa sahbihi wa sallam. Perayaan dengan berbagai acara dari mulai pengajian dan dzikir jama’ah sampai permainan dan perlombaan digelar untuk memeriahkan peringatan hari yang dianggap istimewa ini. Bahkan ada di antara kelompok thariqot yang memperingati maulid dengan dzikir dan syair-syair yang isinya pujian-pujian berlebihan kepada Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam. Mereka meyakini bahwa ruh Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam yang mulia akan datang di puncak acara maulid. Oleh karena itu, pada saat puncak acara pemimpin thariqot tersebut memberikan komando kepada peserta dzikir untuk berdiri dalam rangka menyambut kedatangan ruh Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam yang hanya diketahui oleh pemimpin thariqot.

    Sungguh aqidah semacam ini sama persis dengan aqidah orang-orang hindu yang meyakini bangkitnya roh leluhur. Namun sayangnya sebagian kaum muslimin menganggap hal ini sebagai bentuk ibadah. Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’un, kesesatan mana lagi yang lebih parah dari kesesatan ini…

    Kapankah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan?

    Pada hakekatnya para ahli sejarah berselisih pendapat dalam menentukan sejarah kelahiran Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, terutama yang terkait dengan bulan, tanggal, hari, dan tempat di mana Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam dilahirkan.

    Pertama: Bulan kelahiran

    Pendapat yang paling masyhur, beliau dilahirkan di bulan Rabi’ul Awal. Dan ini adalah pendapat mayoritas ulama. Bahkan dikatakan oleh Ibnul Jauzi sebagai kesepakatan ulama.

    Namun di sana ada sebagian yang berpendapat bahwa beliau dilahirkan di bulan safar, Rabi’ul Akhir, dan bahkan ada yang berpendapat beliau dilahirkan di bulan Muharram tanggal 10 (hari Asyura). Kemudian sebagian yang lain berpendapat bahwa beliau lahir di bulan Ramadlan. Karena bulan Ramadlan adalah bulan di mana beliau mendapatkan wahyu pertama kali dan diangkat sebagai nabi. Pendapat ini bertujuan untuk menggenapkan hitungan 40 tahun usia beliau shallallahu ‘alahi wa sallam ketika beliau diangkat sebagai nabi.

    Kedua: Tanggal kelahiran

    Disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Mulim bahwa Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam pernah ditanya tentang puasa hari senin. Kemudian beliau menjawab: “Hari senin adalah hari dimana aku dilahirkan dan peryama kali aku mendapat wahyu.” Akan tetapi para ahli sejarah berbeda pendapat tentang tanggal berapa Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam dilahirkan. Di antara pendapat yang disampaikan adalah: Hari senin Rabi’ul Awal (tanpa ditentukan tanggalnya), tanggal 2 Rabi’ul Awal, tanggal 8, 10, 12, 17 Rabiul Awal, dan 8 hari sebelum habisnya bulan Rabi’ul Awal.

    Pendapat yang lebih kuat

    Berdasarkan penelitian ulama ahli sejarah Muhammad Sulaiman Al Mansurfury dan ahli astronomi Mahmud Basya disimpulkan bahwa hari senin pagi yang bertepatan dengan permulaan tahun dari peristiwa penyerangan pasukan gajah dan 40 tahun setelah kekuasaan Kisra Anusyirwan atau bertepatan dengan 20 atau 22 april tahun 571, hari senin tersebut bertepatan dengan tanggal 9 Rabi’ul Awal. (Ar Rahiqum Makhtum).

    Tanggal wafatnya Beliau

    Para ulama ahli sejarah menyatakan bahwa beliau meninggal pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun 11 H dalam usia 63 tahun lebih empat hari.

    Satu catatan penting yang perlu kita perhatikan dari dua kenyataan sejarah di atas. Antara penentuan tanggal kelahiran Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam dan tanggal wafatnya beliau shallallahu ‘alahi wa sallam. Kenyataan ini menunjukkan bahwa para ulama tidak banyak memberikan perhatian terhadap tanggal kelahiran Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam. Karena penentuan kapan beliau dilahirkan sama sekali tidak terkait dengan hukum syari’at. Beliau dilahirkan tidak langsung menjadi nabi, dan belum ada wahyu yang turun di saat beliau dilahirkan. Beliau baru diutus sebagai seorang nabi di usia 40 tahun lebih 6 bulan. Hal ini berbeda dengan hari wafatnya Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, seolah para ulama sepakat bahwa hari wafatnya beliau adalah tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H. Hal ini karena wafatnya beliau berhubungan dengan hukum syari’at. Wafatnya beliau merupakan batas berakhirnya wahyu Allah yang turun. Sehingga tidak ada lagi hukum baru yang muncul setelah wafatnya beliau shallallahu ‘alahi wa sallam.

    Maka jika ada pertanyaan, tanggal 12 Rabi’ul Awal itu lebih dekat sebagai tanggal kelahiran Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam ataukah tanggal wafatnya Beliau shallallahu ‘alahi wa sallam?? Orang yang bisa memahami sejarah akan mengatakan bahwa tanggal 12 Rabi’ul Awal itu lebih dekat pada hari wafatnya Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam. Karena dalam masalah tanggal kelahiran para ulama ahli sejarah berselisih sementara dalam masalah wafatnya tidak ditemukan adanya perselisihan.

    Setelah kita memahami hal ini, bisa kita tarik kesimpulan bahwa tanggal 12 Rabi’ul Awal yang diperingati sebagai hari kelahiran Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam pada hakekatnya lebih dekat pada peringatan hari wafatnya Nabi yang mulia Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam. Oleh karena itu, sikap sebagian besar kaum muslimin yang selama ini memperingati hari maulid Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam sebenarnya mirip dengan tindakan kaum nasrani dalam memperingati tanggal 25 Desember. Mereka beranggapan bahwa itu adalah tanggal kelahiran Yesus padahal sejarah membuktikan bahwa Yesus tidak mungkin dilahirkan di bulan Desember. Dengan alasan apa lagi kita hendak merayakan 12 Rabi’ul Awal sebagai peringatan maulid??

    a. Sejarah peringatan maulid

    Seluruh ulama sepakat bahwa maulid Nabi tidak pernah diperingati pada masa Nabi shallallahu `alaihi wasallam hidup dan tidak juga pada masa pemerinta han khulafaur rasyidin.

    Lalu kapan dimulainya peringatan maulid Nabi, dan siapa yang pertama kali mengadakannya?

    Al Maqrizy (seorang ahli sejarah Islam) dalam bukunya “Al khutath” menjelaskan bahwa maulid Nabi mulai diperingati pada abad IV Hijriyah oleh Dinasti Fathimiyyun di Mesir.

    Dynasti Fathimiyyun mulai menguasai Mesir pada tahun 362 H dengan raja pertamanya Al Muiz lidinillah, di awal tahun menaklukkan Mesir dia membuat enam perayaan hari lahir sekaligus; hari lahir (maulid ) Nabi, hari lahir Ali bin Abi Thalib, hari lahir Fatimah, hari lahir Hasan, hari lahir Husein dan hari lahir raja yang berkuasa.

    Kemudian pada tahun 487 H pada masa pemerintahan Al Afdhal, peringatan enam hari lahir tersebut dihapuskan dan tidak diperingati, raja ini meninggal pada tahun 515 H.

    Pada tahun 515 H dilantik Raja yang baru, bergelar Al amir liahkamillah, dia menghidupkan kembali peringatan enam maulid tersebut, begitulah seterusnya peringatan maulid Nabi shallallahu `alaihi wasallam yang jatuh pada bulan Rabi’ul Awal diperingati dari tahun ke tahun hingga zaman sekarang dan meluas hampir ke seluruh dunia.

    b. Hakikat Dynasti Fathimiyyun:

    Abu Syamah (ahli hadist dan tarikh wafat th 665 H) menjelaskan dalam bukunya “Raudhatain” bahwa raja pertama dinasti ini berasal dari Maroko dia bernama Said, setelah menaklukkan Mesir dia mengganti namanya menjadi Ubaidillah serta mengaku berasal dari keturunan Ali dan Fatimah dan pada akhirnya dia memakai gelar Al Mahdi.

    Akan tetapi para ahli nasab menjelaskan bahwa sesungguhnya dia berasal dari keturunan Al Qaddah beragama Majusi, pendapat lain menjelaskan bahwa dia adalah anak seorang Yahudi yang bekerja sebagai pandai besi di Syam.

    Dinasti ini menganut paham Syiah Bathiniyah; diantara kesesatannya adalah bahwa para pengikutnya meyakini Al Mahdi sebagai tuhan pencipta dan pemberi rezki, setelah Al Mahdi mati, kemudian anaknya yang menjadi raja selalu mengumandangkan kutukan terhadap Aisyah istri Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam di pasar-pasar.

    Kesesatan dinasti ini tidak dibiarkan begitu saja, maka banyak ulama yang hidup di masa itu menjelaskan kepada umat, diantaranya Al Ghazali menulis buku yang berjudul “Fadhaih bathiniyyah (borok aqidah Bathiniyyah)” dalam buku tersebut dalam bab ke delapan beliau menghukumi penganutnya telah kafir , murtad serta keluar dari agama Islam.

    Bani Fatimiyah adalah sekelompok orang Syi’ah pengikut Ubaid bin Maimun Al Qoddah. Mereka menyebut dirinya sebagai bani Fatimiyah karena menganggap bahwa pemimpin mereka adalah keturunan Fatimah putri Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam. Meskipun aslinya ini adalah pengakuan dusta. Oleh karena itu nama yang lebih layak untuk mereka adalah Bani Ubaidiyah bukan Bani Fatimiyah. Kelompok ini memiliki paham syi’ah rafidhah yang menentang ahlu sunnah, dari sejak didirikan sampai masa keruntuhannya. Berkuasa di benua Afrika bagian utara selama kurang lebih dua abad. Dimulai sejak keberhasilan mereka dalam meruntuhkan daulah Bani Rustum tahun 297 H dan diakhiri dengan keruntuhan mereka di tangan daulah Salahudin Al Ayyubi pada tahun 564 H. (Ad Daulah Al Fathimiyah karya Ali Muhammad As Shalabi).

    Daulah Fatimiyah ini memiliki hubungan erat dengan kelompok syi’ah Al Qaramithah Bathiniyah. Perlu diketahui bahwa Kelompok Al Qaramithah Bathiniyah ini memiliki keyakinan yang sangat menyimpang dari ajaran islam. Diantaranya mereka hendak menghilangkan syariat haji dalam agama islam. Oleh karena itu, pada musim haji tahun 317 H kelompok ini melakukan kekacauan di tanah haram dengan membantai para jama’ah haji, merobek-robek kain penutup pintu ka’bah, dan merampas hajar aswad serta menyimpannya di daerahnya selama 22 tahun. (Al Bidayah wan Nihayah karya Imam Ibn Katsir).

    Siapakah Abu Ubaid Al Qoddah dan Sikap para ulama terhadap Bani Ubaidiyah (Fatimiyah)

    Nama aslinya Ubaidillah bin Maimun, kunyahnya Abu Muhammad. Digelari dengan Al Qoddah yang artinya mencolok, karena orang ini suka memakai celak sehingga matanya kelihatan mencolok. Pada asalnya dia adalah orang yahudi yang membenci islam dan hendak menghancurkan kaum muslimin dari dalam. Dia menanamkan aqidah batiniyah. Dimana setiap ayat Al Qur’an itu memiliki makna batin yang hanya diketahui oleh orang-orang khusus diantara kelompok mereka. Maka dia merusak ajaran islam dengan alasan adanya wahyu batin yang dia terima dan tidak diketahui oleh orang lain. (Al Ghazwul Fikr & Ad Daulah Al Fathimiyah karya Ali Muhammad As Shalabi).

    Dia adalah pendiri dan sekaligus orang yang pertama kali memimpin bani Fatimiyah. Pengikutnya menggelarinya dengan Al Mahdi Al Muntadhor (Al Mahdi yang dinantikan kedatangannya). Berasal dari Iraq dan dilahirkan di daerah Kufah pada tahun 206 H. Dirinya mengaku sebagai keturunan salah satu ahli bait Ismail bin Ja’far As Shadiq melalui pernikahan rohani (nikah non fisik). Namun kaum muslimin di daerah Maghrib mengingkari pengakuan nasabnya. Yang benar dia adalah keturunan Said bin Ahmad Al Qoddah. Dan terkadang orang ini mengaku sebagai pelayan Muhammad bin Ja’far As Shodiq. Semua ini dia lakukan dalam rangka menarik perhatian manusia dan mencari simpati umat. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak diantara orang-orang bodoh daerah afrika yang membenarkan dirinya dan menjadikannya sebagai pemimpin. (Al Bidayah wan Nihayah karya Ibn Katsir & Ad Daulah Al Fathimiyah karya Ali Muhammad As Shalabi).

    Para ulama ahlus sunnah telah menegaskan status kafirnya bani ini. Karena aqidah mereka yang menyimpang. Para ulama menegaskan tidak boleh bermakmum di belakang mereka, tidak boleh menshalati jenazah mereka, tidak boleh adanya hubungan saling mewarisi di antara mereka, tidak boleh menikah dengan mereka, dan sikap-sikap lainnya sebagaimana yang selayaknya diberikan kepada orang kafir. Diantara ulama Ahlus Sunnah yang sezaman dengan mereka dan secara tegas menyatakan kekafiran mereka adalah As Syaikh Abu Ishaq As Siba’i. Bahkan beliau mengajak untuk memerangi mereka. Syaikh Al Faqih Abu Bakr bin Abdur Rahman Al Khoulani menceritakan:

    “Syaikh Abu Ishaq bersama para ulama lainnya pernah ikut memerangi bani Aduwillah (Bani Ubaidiyah) bersama bersama Abu Yazid. Beliau memberikan ceramah di hadapan tentara Abu Yazid: ‘Mereka mengaku ahli kiblat padahal bukan ahli kiblat, maka kita wajib bersama pasukan ini yang merupakan ahli kiblat untuk memerangi orang yang bukan ahli kiblat (yaitu Bani Ubaidiyah)…’”

    Diantara ulama yang ikut berperang melawan Bani Ubaidiyah adalah Abul Arab bin Tamim, Abu Abdil Malik Marwan bin Nashruwan, Abu Ishaq As Siba’i, Abul Fadl, dan Abu Sulaiman Rabi’ Al Qotthan. (Ad Daulah Al Fathimiyah karya Ali Muhammad As Shalabi).

    Setelah kita memahami hakekat peringatan maulid yang sejatinya digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan aqidah kekafiran bani Ubaidiyah…akankah kita selaku kaum muslimin yang membenci mereka melestarikan syi’ar orang-orang yang memusuhi ajaran Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam?? Perlu kita ketahui bahwa merayakan maulid bukanlah wujud cinta kita kepada Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam. Bukankah para sahabat, ulama-ulama Tabi’in, dan Tabi’ Tabi’in adalah orang-orang yang paling mencintai Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam. Namun tidak tercatat dalam sejarah bahwa mereka merayakan peringatan maulid. Akankah kita katakan mereka tidak mencintai Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam.

    c. Hukum perayaan maulid Nabi:

    Sebenarnya, dengan mengetahui asal muasal perayaan maulid yang dibuat oleh sebuah kelompok sesat tidak perlu lagi dijelaskan tentang hukumnya. Karena saya yakin bahwa seorang muslim yang taat pasti tidak akan mau ikut merayakan perhelatan sesat ini.

    Akan tetapi mengingat bahwa sebagian orang masih ragu akan kesesatan perhelatan ini maka dipandang perlu menjelaskan beberapa dalil (argumen) yang menyatakan haram hukumnya merayakan hari maulid Nabi shallallahu `alaihi wasallam.

    Diantara dalilnya:

    1. Allah Taala berfirman:

    الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا

    Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (Q.S. Al Maidah: 3).

    Ayat di atas menjelaskan bahwa agama Islam telah sempurna tidak boleh ditambah dan dikurangi, maka orang yang mengadakan perayaan maulid Nabi yang dibuat setelah rasulullah shallallahu `alaihi wasallam wafat berarti menetang ayat ini dan menganggap agama belum sempurna masih perlu ditambah. Sungguh peringatan maulid bertentangan dengan ayat di atas.

    2. Sabda Nabi shallallahu `alaihi wasallam :

    وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ ». رواه أبوداود والترمذي

    Hindarilah amalan yang tidak ku contohkan (bid`ah), karena setiap bid`ah menyesatkan”. HR. Abu Daud dan Tarmizi.

    Peringatan maulid Nabi tidak pernah dicontohkan Nabi, berarti itu adalah bi’dah, dan setiap bi’dah adalah sesat, berarti maulid peringatan Nabi adalah perbuatan sesat.

    3. Sabda Nabi shallallahu `alaihi wasallam :

    مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ : متفق عليه

    “Siapa yang menghidupkan suatu amalan yang tidak ada dasarnya dalam dien kami, amalannya ditolak.” Muttafaq ’alaih

    مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرِنَا فَهُوَرَدٌّ : رواه لمسلم

    Dalam riwayat Muslim: “Siapa yang mengamalkan perbuatan yang tidak ada dasarnya dalam dien kami, amalannya ditolak.”

    Dua hadist di atas menjelaskan bahwa setiap perbuatan yang tidak dicontohkan Nabi tidak akan diterima di sisi Allah subhanahu wa ta’ala, dan peringatan maulid Nabi tidak dicontohkan oleh Nabi berarti peringatan maulid Nabi tidak diterima dan ditolak.

    4. Sabda Nabi shallallahu `alaihi wasallam:

    مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ ». رواه أبوداود قال الشيخ الألباني : حسن صحيح

    Barang siapa yang meniru tradisi suatu kaum maka dia adalah bagian dari kaum tersebut. HR. Abu Daud. Syaikh al-Albani berkata: hasan shahih.

    Tradisi peringatan hari lahir Nabi Muhammad meniru tradisi kaum Nasrani merayakan hari kelahiran Al Masih (disebut dengan hari natal) , maka orang yang melakukan peringatan hari kelahiran Nabi bagaikan bagian dari kaum Nasrani –wal’iyazubillah-.

    Peringatan maulid Nabi sering kita dengar dari para penganjurnya bahwa itu adalah perwujudan dari rasa cinta kepada Nabi. Saya tidak habis pikir bagaimana orang yang mengungkapkan rasa cintanya kepada Nabi dengan cara melanggar perintahnya, karena Nabi telah melarang umatnya berbuat bid’ah. Ini laksana ungkapkan oleh seorang penyair :

    لَوْكَانَ حُبُّكَ صَادِقًا لَأَطَعْتَهُ إِنَّ المُحِبَّلِمَنْ أَحَبَّ مُطِيْعُ

    Jikalau cintamu kepadanya tulus murni, niscaya engkau akan mentaatinya.

    Karena sesungguhnya orang yang mencintai akan patuh terhadap orang yang dicintainya

    Orang yang mengadakan perhelatan maulid Nabi yang tidak pernah diajarkan Nabi sesungguhnya dia telah menuduh Nabi telah berkhianat dan tidak menyampaikan seluruh risalah yang diembannya.

    Imam Malik berkata,” orang yang membuat suatu bid’ah dan dia menganggapnya adalah suatu perbuatan baik, pada hakikatnya dia telah menuduh Nabi berkhianat tidak menyampaikan risalah.

    Setelah membaca artikel ini, berdoalah kepada Allah agar diberi hidayah untuk bisa menerima kebenaran dan diberi kekuatan untuk dapat mengamalkannya dan jangan terpedaya dengan banyaknya orang yang melakukannya seperti firman Allah:

    وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الأرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلا يَخْرُصُونَ (١١٦)

    Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah) (Q.S. Al An’aam: 116 ).

    Sumber : Kisahmuslim.com

  22. hampir tidak ada habisnya membahas tentang ini..hampir setiap buku ,artikel ada yang pro dan kontra,, kita kembalikan semuanya kepada Allah S.W.T..dan salah satu cara yang paling baik dan pasti sebagai bentuk cinta kasih kita kepada Rosulullah S.A.W adalah menghidupkan sunnah-sunnah yang telah di ajarkan beliau. saya tidak mengikuti maulid nabi tapi jika kalian ingin ya silahkan semua di serahkan kepada masing” individu,,

  23. Izinkanlah saya menulis / menebar sejumlah doa, semoga Allaah SWT mengabulkan, antara lain mempercepat kebangkitan KAUM MUSLIM, memulihkan kejayaan KAUM MUSLIM, melindungi KAUM MUSLIM dari kesesatan dan memberi KAUM MUSLIM tempat yang mulia di akhirat. Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘alamiin.

    Lebih dan kurang saya mohon maaf. Semoga Allaah SWT selalu mencurahkan kasih sayang kepada KAUM MUSLIM : yang hidup maupun yang mati, di dunia maupun di akhirat – KHUSUSNYA SAYYIDINA WA NABIYYINA WA MAULAANAA MUHAMMAD SHALLALLAAHU’ALAIHI WA AALIHI WA SHABIHI WA UMMATIHI WA BARAKA WAS SALLAM, PARA LELUHUR BELIAU – KHUSUSNYA NABI IBRAAHIIM ‘ALAIHISSALAAM, PARA KELUARGA BELIAU – KHUSUSNYA AHLUL BAIT, PARA SAHABAT BELIAU – KHUSUSNYA KHULAFAUR RASYIDIIN, PARA SALAF AL-SHAALIH – KHUSUSNYA 10 SAHABAT YANG DIJAMIN MASUK SURGA, PARA SYUHADA – KHUSUSNYA SAYYIDINAA HAMZAH BIN ‘ABDUL MUTHTHAALIB, PARA IMAM –KHUSUSNYA 4 IMAM BESAR MADZHAB AHLUS SUNNAH & 12 IMAM BESAR MADZHAB SYI’AH, PARA WALI – KHUSUSNYA PARA ANGGOTA “WALI SONGO”, PARA ULAMA KHUSUSNYA KH HASYIM ASY’ARI (NAHDHATUL ‘ULAMA) & KH AHMAD DAHLAN (MUHAMMADIYAH). Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘aalamiin.

    Asyhaduu anlaa ilaaha illallaah wa asyhaduu anna muhammadarrasuulullaah
    A’uudzubillaahiminasysyaithaanirrajiim
    Bismillahirrahmaanirrahiim
    Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin,
    Arrahmaanirrahiim
    Maaliki yaumiddiin,
    Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin,
    Ihdinashirratal mustaqiim,
    Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladhaaliin
    Aamiin

    Bismillaahirrahmaanirrahiim
    Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, hamdan yuwaafi ni’amahu, wa yukafi mazidahu, ya rabbana lakal hamdu. Kama yanbaghi lii jalaali wajhika, wa ‘azhiimi sulthaanika.

    Allaahumma shali wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi ajma’iin.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad, keluarganya, sahabatnya, umatnya semuanya.

    Allaahumma shalli ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummmatihi ajma’iin. Shalaatan tunjinaa bihaa min jamii’il-ahwaali wal aafaat. Wa taqdhii lanaa bihaa jamii’al-haajaat. Wa tuthahhiruna bihaa min jamii’is-sayyi-aat. Wa tarfa’unaa bihaa ‘indaka a’lad-darajaat. Wa tuballighuna bihaa aqshal-ghaayaati min jamii’ilkhairaati fil hayaati wa ba’dal mamaat.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad, keluarganya, sahabatnya dan umatnya, shalawat yang dengannya kami selamat dari semua ketakutan dan bencana, dan Engkau sucikan kami dari semua kejahatan, Engkau angkat kami ke derajat yang tinggi di sisiMu, dan Engkau sampaikan semua cita-cita kami berupa kebaikan-kebaikan dalam hidup maupun sesudah mati.

    Allaahumma shalli wa sallim wa baarik ‘alaa nuuril anwaar. Wa sirril asraar. Wa tiryaqil-aghyaar. Wa miftaahil baabil yasaar. Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadanil-mukhtaari wa aalihil-ath-haari wa ash-haabihil akhyaar. ‘Adada ni’amillaahi wa afdhaalih.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkah atas cahaya di antara segala cahaya, rahasia di antara segala rahasia, penetral duka, dan pembuka pintu kemudahan, junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad, manusia pilihan, juga kepada keluarganya yang suci dan sahabatnya yang baik, sebanyak jumlah kenikmatan Allah dan karuniaNya.

    Allaahumma shalli shalatan kaamilah. Wa sallim salaaman taamman ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadanil-ladzii tanhallu bihil-‘uqad. Wa tanfariju bihil-kuruub. Wa tuqdhaa bihil hawaa-iju wa tunaalu bihir-raghaa-ibu wa husnul-khawaatim. Wa yustasqal-ghamaamu biwajhihil-kariim. Wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi fii kulli lamhatin wa nafasin bi’adadi kulli ma’luumin laka.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan salaam yang sempurna pula, kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad, yang dengan beliau itu Engkau lenyapkan kesusahan, Engkau tunaikan segala kebutuhan, dan diperoleh segala keinginan dan akhir hidup yang baik, serta diberi minum dari awan berkat wajahMu yang mulia. Juga kepada keluarganya, sahabatnya dan umatnya dalam setiap kejapan mata dan tarikan nafas, sebanyak jumlah pengetahuan yang Engkau miliki.

    Allaahumma shalli ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadinil-habiibil-mahbuub. Syaafil ‘ilali wa mufarrijil-kuruub. Wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummmatihi wa baarik wa sallim.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad, kekasih dan yang dikasihi, (dengan izin Allah) penyembuh penyakit dan pelepas kesusahan, serta kepada keluarga, sahabat dan umatnya.

    Allaahumma shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadin fil-awwaliin. Wa shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadin fil-aakhirin. Wa shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadin fin-nabiyyiin. Wa shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadin fil-mursaliin. Wa shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadin fil mala-il a’laa ilaa yaumid-diin. Wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummmatihi ajma’iin.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad di kalangan orang-orang terdahulu. Limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad di kalangan orang-orang kemudian. Limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad di kalangan para nabi. Limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad di kalangan para rasul. Limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad di kalangan para arwah hingga hari kemudian, serta kepada keluarga, sahabat dan umatnya.

    Allaahumma shali wa sallim wa baarik ‘alaa ruuhi Sayyidina wa Nabiyyina wa Maulaanaa Muhammad fil arwaahi, wa ‘alaa jasadihil fil ajsaadi, wa ‘alaa qabrihi fil qubuuri. Wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi ajma’iin.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada ruh junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad di alam ruh, dan kepada jasadnya di alam jasad, dan kepada kuburnya di alam kubur. Dan kepada keluarga, sahabat dan umatnya semua.

    Allaahumma shali wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi ‘adada in’aamillaahi wa ifdhaalih.
    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad, keluarganya, sahabatnya, umatnya sebanyak jumlah nikmat Allah dan karuniaNya.
    Allaahumma shalli ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baarik wa sallim ‘adada maa ahaatha bihi ‘ilmuka wa jaraa bihi qalamuka wa nafadza bihi hukmuka fii khalqika wa ajri luthfika fii umuurinaa wal muslimiina wal muslimaat.
    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam, berkah kepada Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammad, kepada keluarganya, sahabatnya, umatnya sebanyak jumlah apa-apa yang diliputi ilmu-MU, digariskan oleh qalam-MU, ditetapkan dalam hukum-MU terhadap makhluk-MU, dan curahkanlah kelembutan-MU di dalam seluruh urusan kami, kaum Muslim lelaki serta Muslim perempuan.
    Allaahumma shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi shalaatan ahlis-samaawati wal aradhiina ‘alaihi wa ajri yaa maulaanaa luthfakal khafiya fii amri wa arinii sirra jamaali shun’ika fiimaa aamuluhu minka yaa rabbal ‘aalamiin.
    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam, berkah kepada Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa Muhammadin, kepada keluarganya, sahabatnya, umatnya dengan shalawat penduduk langit dan bumi kepadanya. Dan alirkanlah, wahai tuhanku, kelembutan-MU yang tersembunyi dalam urusanku, dan tampilkan rahasia keindahan buatan-MU dalam apa-apa yang cita-citakan dari-MU, wahai tuhan semesta.

    Allaahumma shalli wa sallim wa baarik, ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa wa Maulaanaa Muhammadin wa ikhwaanihii minal anbiyaa-i wal mursaliin, wa azwaajihim wa aalihim wa dzurriyyaatihim wa ash-haabihim wa ummatihim ajma’iin.

    Ya Allaah, berilah shalawat serta keselamatan dan keberkahan, untuk junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad SAW dan saudara-saudaranya dari para Nabi dan Rasul, dan istri-istri mereka semua, keluarga mereka, turunan-turunan mereka, dan sahabat-sahabat dari semua Nabi dan Rasul, termasuk Sahabat-Sahabatnya Nabi Muhammad semua dan semua yang terkait dengan Nabi Muhammad SAW.

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal malikil qudduus
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aziizil jabbaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanar ra-uufirrahiim
    Laa ilaaha illallah, subhaanal ghafuurirrahim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal kariimil hakiim

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci raja yang maha suci
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha perkasa lagi maha bijaksana
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengampun lagi maha penyayang
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mulia lagi maha bijaksana

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qawiyyil wafiyy
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal lathiifil khabiir
    Laa ilaaha illallaah, subhaanash shamadil ma’buud
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghafuuril waduud
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal wakiilil kafiil

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kuat lagi maha memenuhi
    Tiada tuhan selain Allaah, yang maha halus lagi maha mengetahui
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang bergantung padanya segala hal lagi yang disembah
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengampun lagi maha pencinta
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha penolong lagi maha pelindung

    Laa ilaaha illallaah, subhaanar raqiibil hafiizh
    Laa ilaaha illallaah, subhaanad daa-imil qaa-im
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal muhyil mumiit
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal hayyil qayyuum
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal khaaliqil baari’

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mengawasi lagi maha memelihara
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang hidup kekal lagi mengurus ciptaannya
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menghidupkan lagi mematikan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus ciptaannya
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menciptakan lagi menjadikan

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aliyyil ‘azhiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal waahidil ahad
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal mu’minil muhaimin
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal habiibisy syahiid
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal haliimil kariim

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha tinggi lagi maha besar
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha esa lagi tunggal
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memberi keamanan lagi maha memelihara
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhanyang maha mencintai lagi maha menyaksikan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha penyantun lagi maha mulia

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal awwalil qadiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal awwalil aakhir
    Laa ilaaha illallaah, subhaanazh zhaahiril baathin
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal kabiiril muta-‘aal
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qaadhil haajat

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang pertama lagi terdahulu
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang awal dan yang akhir
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang nyata lagi yang rahasia
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha besar lagi maha tinggi
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memenuhi semua keperluan

    Laa ilaaha illallaah, subhaana rabbil ‘arsyil ‘azhim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanar rahmaanir rahiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaana rabbiyal a’laa
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal burhaanis sulthaan
    Laa ilaaha illallaah, subhaanas samii-‘il bashiir

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menguasai singgasana yang besar
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pemurah lagi maha penyayang
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha tinggi
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memiliki bukti kekuasaan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mendengar lagi maha melihat

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal waahidil qahhaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aliimil hakiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanas sattaaril ghaffaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanar ramaanid dayaan
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal kabiiril akbar

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha esa lagi maha mengalahkan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mengetahui lagi maha bijaksana
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha menutupi kesalahan lagi maha pengampun
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha agung lagi maha besar

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aliimil ‘allaam
    Laa ilaaha illallaah, subhaanasy syaafil kaafi
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘azhiimil baaqii
    Laa ilaaha illallaah, subhaanash shamadil ahad
    Laa ilaaha illallaah, subhaana rabbil ardhi was samaawaati

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mengetahui lagi maha memeriksa
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menyembuhkan lagi mencukupi
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha besar lagi maha kekal
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang bergantung padanya segala hal lagi esa

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghafuurisy syakuur
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘azhiimil ‘aliim
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil mulki wal alakuut
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil ‘izzati wal ‘azhamah
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil haibati wal qudrah

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengampun lagi maha membalas
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha besar lagi maha mengetahui
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memiliki kerajaan bumi dan langit
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang mempunyai keagungan dan kebesaran
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang mempunyai pengaruh dan kekuasaan

    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil kibriyaa-i wal jabaruut
    Laa ilaaha illallaah, subhaanas sattaaril ‘azhiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aalimil ghaiib
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal hamidil majiid
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal hakiimil qadiim

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memiliki kebesaran dan kekuasaan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha menutupi kesalahan lagi maha besar
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menegtahui hal ghaib
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha terpuji lagi maha mulia
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan ang maha bijaksana lagi maha terdahulu

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qaadiris sattaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanas samii-‘il ‘aliim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghaniyyil ‘azhiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘allaamis salaam
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal malikin nashiir

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kuasa lagi maha mnutupi kesalahan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mendengar lgi maha mengetahui
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kaya lagi maha besar
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mengetahui lagi maha damai
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha raja lagi maha penolong

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghaniyyir rahmaan
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qariibil hasanaat
    Laa ilaaha illallaah, subhaana waliyyil hasanaat
    Laa ilaaha illallaah, subhaanash shabuuris sattaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaana khaaliqin nuur

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kaya lagi maha pengasih
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha dekat kebaikannya
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan maha menguasai kebaikan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan maha penyabar lagi menutupi kesalahan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yan menciptakan cahaya

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghaniyyil mu’jiz
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal faadhilisy syakuur
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghaniyyil qadim
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil jalaalil mubiin
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal khaalishil mukhlish

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kaya lagi maha mengalahkan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha utama lagi maha berterima kasih
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kaya lagi maha terdahulu
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang punya keluhuran lagi maha menjelaskan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha murni lagi memurnikan

    Laa ilaaha illallaah, subhaanash shaadiqil wa’di
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal haqqil mubiin
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil quwwatil matiin
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qawiyyil ‘aziiz
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal hayyil ladzii laa yamuut

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang benar janjinya
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha benar lagi maha menjelaskan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang punya kekuatan lagi maha kokoh.
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha hidup lagi tidak mati

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘allaamil ghuyuub
    Laa ilaaha illallaah, subhaanas sattaaril ‘uuyuub
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil ghufraanil musta’aan
    Laa ilaaha illallaah, subhaana rabbil ‘aalamiin
    Laa ilaaha illallaah, subhaanar rahmaanis sattaar

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mengetahui yang ghaib
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yan maha menutupi semua cacat
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memiliki ampunan lagi dimintai pertolongan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan semesta alam
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengasih lagi maha menutupi

    Laa ilaaha illallaah, subhaanar rahiimil ghaffaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aziizil wahhaab
    Laa ilaaha illallaah, subhaana qaadiril muqtadir
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil ghufraanil haliim
    Laa ilaaha illallaah, subhaana malikil mulk

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha penyayang lagi maha pengampun
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha agung lagi maha pemurah
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yangmaha kuasa lagi maha memberi kekuasaan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memiliki semua kerajaan

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal baari-il mushawwir
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aziizil jabbaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanallaahi ‘amma yashifun
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal jabbaaril mutakabbir
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qudduusis shubbuuh

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menciptakan lagi memberi bentuk
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mulia lagi maha perkasa
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha perkasa lagi maha membangga
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan dari apa yang dianggap oleh orang kafir
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan dalam sosok dan sifat

    Laa ilaaha illallaah, subhaana rabbil malaa-ikati war ruuh
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil aalaa-I wanna’maa-i
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal malikil maqshuud
    Laa ilaaha illallaah, subhaana hannaanil mannaan

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan para malaikat dan ruh
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan pemilik tanda-tanda tinggi dan nikmat
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan raja yang menjadi tujuan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengasih dan pemberi

    Laa ilaaha illallaah, sayyidina aadamu ‘alaihis salaam shafiyyullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina nuuhun ‘alaihis salaam najiyyulaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina ibraahiimu ‘alaihis salaam khaliilullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina ismaa-‘iilu ‘alaihis salaam dzabiihullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina muusaa ‘alaihis salaam kaliimullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina daawuudu ‘alaihis salaam khaliifatullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina ‘iisaa ‘alaihis salaam ruuhullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina wa nabiyyina wa maulaana
    muhammadur rasuulullaah shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was sallam

    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Aadam AS pilihan Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Nuuh AS diselamatkan Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Ibraahiim AS teman dekat Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Ismaa-‘iil AS yang disembelih Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Muusaa AS yang diajak bicara oleh Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Daawuudu AS khalifah Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina ‘Iisaa AS ruh Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina wa nabiyyina wa maulaana Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was sallam utusan Allaah

    Allaahummarhamnaa bibarakati tauraati sayyidina muusaa ‘alaihis salaam wa injiili sayyidina ‘iisaa ‘alaihis salaam wa zabuuri sayyidina daawuudu ‘alaihis salaam wa furqaani sayyidina wa nabiyyina wa maulaana muhammad shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was sallam, birahmatika yaa arhamar raahimiin, walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin.

    Ya Allaah, kasihilah kami dengan berkah Taurat Sayyidina Muusaa AS, Injil Sayyidina ‘Iisaa AS, Zabuur Sayyidina Daawuud AS dan al-Furqaan / al-Qur-an sayyidina wa nabiyyina wa maulaana Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was sallam utusan Allaah, dengan kasihmu, yang maha penyayang. Dan segala puji bagi Allaah, tuhan semesta.

    ALLAAHUMMAFTAHLII HIKMATAKA WANSYUR ‘ALAYYA MIN KHAZAA INI RAHMATIKA YAA ARHAMAR-RAAHIMIIN.

    Ya Allaah bukakanlah bagiku hikmah-Mu dan limpahkanlah padaku keberkahan-Mu, wahai Yang Maha Pengasih dan Penyayang

    RABBI INNII LIMAA ANZALTA ILAYYA MIN KHAIRIN FAQIIR.

    Ya Rabb, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.

    RABBI LAA TADZARNI FARDAN WA ANTA KHAIRUL WAARITSIN.

    Ya Allaah janganlah engkau tinggalkan aku seorang diri dan engkau sebaik-baik dzat yang mewarisi. (QS. Al-Anbiya-i’: 89).

    Rabbana hablana min azwaajina, wa dzurriyyatina qurrata a’yuniw, waj’alna lil muttaqiina imaamaa.

    Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami jodoh dan keturunan sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

    اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

    “Allaahummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa”.

    “Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan Ibu Bapakku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil”.

    “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada keturunanku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Al-Ahqaaf: 15).

    Ya Allaah, terimalah amal saleh kami, ampunilah amal salah kami, mudahkanlah urusan kami, lindungilah kepentingan kami, ridhailah kegiatan kami, angkatlah derajat kami dan hilangkanlah masalah kami.

    Ya Allaah, tetapkanlah kami selamanya menjadi Muslim, tetapkanlah kami selamanya dalam agama yang kau ridhai – Islam, tetapkanlah kami selamanya menjadi umat dari manusia yang paling engkau muliakan – Sayyidina wa Nabiyyina wa Maulaanaa Muhammad Shallallaahu’alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi, wa baraka wassallam.

    Ya Allaah, percepatlah kebangkitan KAUM MUSLIM. Pulihkanlah kejayaan KAUM MUSLIM, Lindungilah KAUM MUSLIM dari kesesatan dan berilah KAUM MUSLIM tempat mulia di akhirat.

    Ya Allaah, jadikanlah INDONESIA DAN DUNIA MUSLIM tetap dimiliki KAUM MUSLIM, Jadikanlah INDONESIA DAN DUNIA MUSLIM baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur. Jadikanlah DUNIA NON MUSLIM dimiliki KAUM MUSLIM. Jadkanlah musuh Islam ditaklukan KAUM MUSLIM.

    Allaahumma innaa nas’aluka salaamatan fiddiini waddun-yaa wal akhirati wa ’aafiyatan fil jasadi wa ziyaadatan fil ‘ilmi wabarakatan firrizqi wa taubatan qablal mauti, wa rahmatan ‘indal mauti, wa maghfiratan ba’dal maut. Allahuma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti, wannajaata minannaari wal ‘afwa ‘indal hisaab.

    Ya Allaah, sesungguhnya kami memohon pada-Mu keselamatan dalam agama, dunia, akhirat, kesejahteraan/kesehatan jasmani, bertambah ilmu pengetahuan, rezeki yang berkat, diterima taubat sebelum mati, dapat rahmat ketika mati dan dapat ampunan setelah mati. Ya Allah, mudahkanlah kami pada waktu sekarat dan selamatkanlah kami dari api neraka serta kami mohon kemaafan ketika dihisab.

    Allaahumma inna nas aluka husnul khaatimah wa na’uudzubika min suu ul khaatimah.

    Ya Allaah, sesungguhnya kami memohon pada-Mu akhir yang baik dan berlindung dari akhir yang buruk.

    Allaahuma inna nas’aluka ridhaka waljannata wana’uudzubika min shakhkhatika wannaar.

    Ya Allaah, sesungguhnya kami mohon keridhaan-Mu dan sorga, kami berlindung kepada-Mu dari kemurkaan-Mu dan siksa neraka.

    Allaahummadfa’ ‘annal balaa-a walwabaa-a walfahsyaa-a wasy-syadaa-ida walmihana maa zhahara minhaa wamaa bathana min baladinaa haadzaa khaash-shataw wamin buldaanil muslimuuna ‘aammah.

    Ya Allaah, jauhkanlah bencana, wabah, kekejian, kekerasan dan cobaan – yang terlihat maupun tersamar – dari negeri kami khususnya dan dari dunia Muslim umumnya.

    Allaahumma ahlikil kafarata walmubtadi-‘ata walmusyrikuun, a’daa-aka a’daa-ad diin.

    Ya Allaah, hancurkalah musuhmu, musuh agamamu, yaitu orang kafir, bid’ah dan musyrik.

    Allaahumma syatttit syamlahum wa faariq jam-‘ahum, wazalzil aqdaamahum.
    Ya Allaah, cerai beraikanlah persatuan mereka, goyahkanlah keyakinan mereka.

    Allaahumma adkhilnii mudkhala shidqiw wa-akhrijnii mukhraja shidqiw waj-‘al lii milladunka sulthaanan nashiiraa.

    Ya Allaah, masukkanlah kami melalui jalan yang benar, keluarkanlah kami melalui jalan yang benar, dan berilah aku kekuasaan yang menolong.
    Allaahumma ashlih lanaa diinanal ladzii huwa ‘ishmatu amrina Wa ashlih lanaa dun-yaanal latii fii haa ma’asyunaa. Wa ashlih lanaa aakhiratanal latii ilaihaa ma’aadunaa. Waj’alil hayaata ziyadatan lanaa fii kulli khairin. Waj’alil mauta raahatan lanaa min kulli syarrin

    Ya Allaah, perbaikilah agama kami karena itulah pedoman untuk urusan kami, Dan perbaikilah dunia kami karena itulah kehidupan kami. Dan perbaikilah akhirat kami karena itulah tujuan kami. Jadikanlah hidup kami sebagai tambahan kebajikan. Jadikanlah mati kami sebagi istirahat dari segala keburukan.

    YA ALLAAH, IZINKANLAH SEGALA NAMA DAN GELAR SAYYIDINA WA NABIYYINA WA MAULAANAA MUHAMMAD SHALLALLAAHU’ALAIHI WA AALIHI WA SHABIHI WA UMMATIHI WA BARAKA WAS SALLAM MEWUJUDKAN BERKAH KE SEANTERO SEMESTA – KHUSUSNYA BAGI KAMI, KELUARGA KAMI DAN KAUM MUSLIM.

    —— doa khusus untuk PARA NABI, PARA KELUARGANYA, PARA SAHABATNYA, SEMUA YANG BERJASA PADA (PARA) NABI, PARA SALAF AL-SHAALIH, PARA SYUHADA, PARA WALI, PARA HABAIB, PARA IMAM, PARA ULAMA DAN SEMUA YANG BERJASA PADA ISLAM, SERTA SEMUA MUSLIM SALEH YANG (TELAH) WAFAT. Semoga Allaah selalu mencurahkan kasih sayang kepada mereka.

    ALLAAHUMMAGHFIRLAHUM WARHAMHUM WA’AAFIHIM WA’FU ‘ANHUM
    ALLAAHUMMA LAA TAHRIMNAA AJRAHUM WA LAA TAFTINNAA BA’DAHUM WAGHFIRLANAA WALAHUM
    ———————

    Ya Allaah, dengan hak yang kau berikan pada kalimah syahadat, Surah al-Fatihah, Doa Kanzul ‘Arsy dan shalawat, salam dan berkah semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallaahu’alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassallam, kami mohon segala hal yang terbaik, segala hal yang terindah bagi semesta – khususnya kami, keluarga kami dan seluruh kaum Muslim.

    Ya Allaah, dengan segala hak yang kau berikan pada kalimah syahadat, Surah al-Fatihah, Doa Kanzul ‘Arsy dan shalawat, salam, berkah semoga selalu tercurah kepada Sayyidina wa Nabiyyina wa Maulaanaa Muhammad Shallallaahu’alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was sallam, kabulkanlah yaa Allaah segala doaku.

    Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa ‘adzaabannaar wa adkhilnal jannata ma’al abraar.

    Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia dan kesejahteraan di akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksaan neraka serta masukanlah kami ke surga bersama orang-orang baik.

    Rabbanaa taqabbal minna innaka antassamii’ul aliimu wa tub’alainaa innaka antattawwaaburrahiim. Washshalallaahu ‘alaa sayyidinaa wa nabiyyinaa wa maulaanaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassallam.

    Tuhan kami, perkenankanlah do’a-do’a kami, karena sesungguhnya Engkau Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Menerima taubat dan Maha Penyayang. Shalawat, salam dan berkah semoga dilimpahkan kepada junjungan, nabi dan pemimpin kami Muhammad s.a.w, atas keluarganya, sahabatnya dan umatnya semuanya.

    HASBUNALLAAH WANI’MAL WAKIIL NI’MAL MAULA WANI’MAN NASHIIR.

    Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung, Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

    Subhana rabbika rabbil ‘izzati, ‘amma yasifuuna wa salamun ‘alal anbiyaa-i wal mursaliin, walhamdulillahirabbil ‘aalamiin.

    Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘aalamiin.

    Indra Ganie – Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia

  24. Yang komen pada sok pinter, sudahlah kalau beda ga usah saling serang dan menjatuhkan, ukhuwah jauh lebih penting, saat ini muslim paling suka bermusuhan dengan umat sendiri krn saking banyaknya yg merasa paling benar & paling pinter, dan maaf tdk disertai ilmu dan kajian yg dalam hanya berbekal sedikit ilmu sdh menvonis sana sini

  25. istigfar mas admin, istigfar.. antum mengaku muslim, tapi kok tega bener yak menghina umat sendiri.. pake acara bilang umat muslim umat seperti itu.. Astagfirullaah.. ana mhon antum segera mengedit postingan antum, mengahpus kalimat itu dn meminta maaf kpada seluruh muslimin yg ngepost di blog antum, krn antum telah menyakiti umat muslim yg lain termasuk ana pribadi sngat merasa terhina dngan kalimat antum tersebut..

    kedepannya jika antum ingin mengingatkan dn memberikan saran perubahan kpada umat, sebaiknya antum menggunakan kalimat yg lebih baik dn sopan..

    smg Allaah snantiasa memberikan hidayah kepada kita hamba2Nya..

  26. Saya cukup berpegang teguh dgn wasiat Nabi yaitu selalu mngamalkan Alquran dan sunah nabi.. Segala yg tidak pernah di contohkan nabi tidak akan saya lakukan karena sunah nabi itu banyak sekali.. Ngapain saya mengamalkan sunah yg tidak jelas pahala nya.. Trims..

  27. ya bgini ni,,ibarat dalam 1 kompi.. pemimpinya meninggal,,,prajuritnya pada bingung n ada yg pada merasa paling mampu n benar sendiri pemikiran n pendapatnya,,,
    walhasil terjadilah perdebatan ,bahkan perpecahan dalam 1 kompi tadi menjadi dua bagian/kelompok,, bahkan lebih,,,, dan kelompok kelompok adi mnjdi saling menjelekan,,saling menjatuhkan, saling menghina,,, beranggapan kelompoknya sendirilah yg paling hebat,benar keputusanya dsb # ilustrasi

  28. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    مَنْ أَحْدَثَ فِـيْ أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

    “Barangsiapa yang mengadakan suatu yang baru yang tidak ada dalam urusan agama kami, maka amalan itu tertolak”.

    Dalam riwayat Imam Muslim, “Barangsiapa mengamalkan suatu amalan yang tidak atas dasar urusan kami, amalan tersebut tertolak”.

    2. Khulafa-ur Rasyidîn dan para Shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya tidak pernah mengadakan peringatan Maulid Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak pernah mengajak untuk melakukannya. Padahal mereka adalah sebaik-baik umat ini setelah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

    …فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْـخُلَـفَاءِ الْـمَهْدِيِّيْنَ الرَّاشِدِيْنَ ، تَـمَسَّكُوْا بِـهَـا وَعَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ ، وَإِيَّاكُمْ وَمُـحْدَثَاتِ الْأُمُوْرِ ؛ فَإِنَّ كُلَّ مُـحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ.

    ”…Maka wajib atas kalian berpegang teguh kepada Sunnahku dan Sunnah Khulafâ-ur Râsyidîn yang mendapat petunjuk. Peganglah erat-erat dan gigitlah dia dengan gigi gerahammu. Dan jauhilah perkara-perkara yang diada-adakan (dalam agama), karena setiap perkara yang diada-adakan adalah bid‘ah, dan setiap bid‘ah adalah kesesatan.” [3]

    Coba renungi juga ini :

    Allah Azza wa Jalla berfirman:

    “… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu,
    dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku,
    dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …”
    [Al-Maa-idah: 3]

    Allah Azza wa Jalla telah menyempurnakan agama Islam bagi umatnya; menyempurnakan nikmat-Nya bagi mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mewafatkan Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali setelah beliau selesai menyampaikan segala sesuatu yang disyari’atkan Allah Azza wa Jalla dengan jelas, baik berupa perkataan maupun perbuatan;

    Sumber: https://almanhaj.or.id/2586-peringatan-maulid-nabi-menurut-syariat-islam.html

  29. pada geger ngomongke bid’ah, kabeh rumangsa bener, kabeh rumangsa pener.. takon awake dewe sholate wis jejeg durung, nalika sholat atine wis ngadep durung, apa mung komat kamit rumangsa wis fasih bacaane opo mesti ketriima sholate nek atine durung bisa ngadep marang sing Maha Kuasa.
    wis tau ngajak wong liya maca syahadat durung.. luwih gede ngendi pahala ngajak wong kafir mlebu islam, tinimbang ribut karo wong sing pada2 maca syahadat?
    sing rak setuju maulid yawis gari nonton, nek wedi diarani ora ngelingke, wis tak terimo elingmu, nek ga cocok yawis gari ndonga sing apik2..
    kae akeh kafir sing bisa diprospek disadarke ben mlebu islam diajak bareng2 ngarep ridlona gusti Allah ingkang Maha Pengasih ugi Maha Penyayang…

    Allah itu syakkuur.. Maha nerima apa sing dadi kekurangane manungsa

  30. saudaraku semua ummat Nabi ahir zaman dalam menyikapi perbedaan yang sama janngan dibedakan yang beda jangan disamakan lana a’maluna walakum a’malukum sehingga kita ttp satu dalam ukhuwwah islamiah semoga kita selamat

  31. saudaraku semua ummat Nabi ahir zaman dalam menyikapi perbedaan,
    janngan dibedakan yang sama dan jangan disamakan yang beda lana a’maluna walakum a’malukum sehingga kita ttp satu dalam ukhuwwah islamiah semoga kita selamat

  32. Assalamualaikum, menurut saya hal yang paling baik dalam mencintai Rosulullah Saw adalah menjalani apa yang dicontohkan dan diperintahkan Beliau dan yang dilarangnya. untuk itu mari kita sebagai umat Beliau bermuhasabhah atau menilai diri kita masing2, telahkah kita mengikuti sunnah-sunnah Beliau dengan baik. saya secara pribadi mengerti tentang perdebatan ini, utk kaum yg dikatakan Salaf (tolong jgn di katakan wahabi) sy kenal dengan kalian sebagai pembela Sunnah Rosulullah Saw dan kaum yg dikatakan Aswaja sy juga kenal kalian karena sy berasal dari kalian dan sama2 bermahzab Imam Syafii salah satu Imam pembela Sunnah Rosulullah Saw. Hal tersebut diatas merupakan khilafiah antara keduanya, jgn menjadi pemicu perpecahan sesama umat Islam.
    Marilah kita jangan banyak berdebat karena bukan ranah kita, biarlah para ulama2 keduanya yang menentukannya karena kapasitas ilmu kita sy rasa belum cukup utk itu, dan perdebatan adalah bukanlah hal baik yg lebih baik kita hindari.

    Mari kita semua bersatu atas tantangan dan cobaan (fitnah) terhadap kita umat Islam yg sekarang banyak mendera kita.
    Semoga Alloh SWT senantiasa memberikan kekuatan dan keteguhan kepada kita atas iman Islam kita, diberikan petunjukNya dan magfirahNya serta perlindunganNya atas apa yang terjadi pada umat Islam di negara kita Indonesia.

    Mari kita bersatu, berjuang untuk agama kita Islam yang Rahmatan Lilallamin

  33. Lah kenapa kisah org yahudi yg jadi sandaran?
    Toh para sahabat juga gak melakukan maulid sepeninggal rasulullah.
    Bisa aja tasabuh kan umat nasrani juga melakukan peringatan natal.

    Rasulullah datang untuk menyempurnakan islam/ ngapain kita sok nambah2in?
    Wasiat rasulullah itu alquran n sunnah, bukan bit’ah(masalah aqidah)
    Atau anggaplah ini perkara syubhad maka tinggalin aja tanpa ambil resiko.

    Jadilah ummat Rasulullah yg cerdas.
    Kita itu ummat akhir zaman ilmu perlahan udah mulai diangkat ke langit.

  34. sudahlah,,,tidak usah dipermasalahkan lagi. penjelasan dari admin sudah sangat jelas. bagi yang mengatakan bid’ah. coba kaji kembali kegiatan apa yang dilakukan saat peringatan maulid nabi? KEGIATAN YANG SANGAT BERMANFAAT DAN MENYEGARKAN INGATAN KITA KEMBALI AKAN SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW. jangan pula anda samakan dan bandingkan peringatan maulid nabi dengan perayaan kaum nasrani…itu namanya anda mengada2 dalam membuat persamaan. dari segi apapun itu, baik dalam niat apalagi kegiatanya. jadi, mari kita sama2 berfikir dan mengkaji kembali ilmu kita. jangan membuat perdebatan yang akhirnya menimbuulkan permusuhan karena sesuatu yang baik. contohnya peringatan maulid nabi tadi. kalau kita menimbulkan perselisihan dan pertentangan krna berdebat tentang sesuatu yang baik dan tidak ada mudharatnya sama sekali itu namanya pembuat onar dan biang kekacauan.
    🙂

Tinggalkan komentar